Friday, September 17, 2010

Selamat Pagi, Tuhan!



Judul buku: Selamat Pagi Tuhan
Penulis : Andar Ismail
Penerbit : BPK Gunung Mulia
Tebal buku: 110 halaman

Apa yang biasanya kita lakukan untuk mengawali hari? Anda tentu berkata “Seharusnya kita berdoa”. Ya, itu benar. Kita seharusnya mengawali hari kita dengan berdoa. Menurut Andar ada dua fungsi doa pagi; yang pertama adalah pencetus rasa girang pagi hari, yang kedua doa pagi ibarat laporan bahwa kita siap untuk mengerjakan kehendak Tuhan.

Mengapa sih kita perlu berdoa? Awalnya orang-orang berdoa karena perasaan gentar dan gemar. Gentar karena sesungguhnya yang dihadapi adalah Allah yang luar biasa jika dibandingkan dengan sosok manusia yang kecil dan tidak berdaya, gemar karena manusia terpesona atas karya-karya Allah.

Dalam buku ini diilustrasikan bahwa kita sering kali merasa canggung dalam berdoa karena tidak tahu mau bilang apa, padahal jika kita disuruh menulis surat kepada pacar kita mungkin panjangnya bisa berlembar-lembar. Hal ini bisa terjadi karena renggangnya hubungan kita dengan Tuhan. Doa memupuk kedekatan kita dengan Tuhan. Seperti orangtua dengan anaknya yang sering berbicara tentang apa saja, demikian jugalah sebaiknya kita dengan Tuhan.

Doa pada dasarnya ada dua macam, yaitu doa yang bersifat emosional, dan doa yang bersifat rasional. Dalam doa yang bersifat emosional yang terjadi adalah merasa yakin bahwa terkabulnya doa tergantung dari seberapa gigih berdoa, sementara dalam doa yang bersifat rasional, karena kesadaran bahwa doa tidak selalu terkabul, sehingga dalam berdoa benar-benar berpasrah dan menyerahkan sepenuhnya pada wewenang Allah. Hayoo…doa kita sering bersifat yang mana nihh? Dalam bukunya ini juga, Andar banyak sekali memperingatkan tentang sikap kita ketika berdoa. Doa seringkali dianggap sebagai jalan terakhir dalam menghadapai persoalan. Dalam doa juga sering kita mengimani tapi tidak melakukan. Misalnya nih waktu doa makan, sadar tidak kalau sebenarnya tujuan berdoa sebelum makan selain untuk mengucap syukur adalah untuk mengingatkan bahwa kita sebaiknya makan dengan sewajarnya dan juga harus prihatin terhadap keadaan orang lain yang belum bisa menikmati segala hal yang kita bisa nikmati sekarang.

Berhati-hati juga dalam berdoa, jangan sampai doa kita munafik. Nyatakanlah dirimu dalam doa sebagaimana adanya, karena Tuhan sesungguhnya Maha Tahu dan Maha Mengerti keadaan kita. Dia juga tahu apa yang kita butuhkan, bahkan sebelum kita minta. Kita juga sebaiknya tidak hanya mendoakan diri kita sendiri. Sebagai bentuk kepedulian kita terhadap keadaan orang lain, kita bisa mendoakannya dalam doa syafaat.
Doa sebenarnya bukan hal yang gampang dipahami, dan tidak ada manusia yang benar-benar mengerti tentang doa. Sehingga dalam doa pun sebaiknya kita meminta Tuhan untuk mengajar kita berdoa.