Friday, April 30, 2010

HOW TO BE A CHRISTIAN WITHOUT BEING RELIGIOUS



Judul : How to be a Christian without being Religious
(Menikmati kebebasan sejati sebagai seorang Kristiani)
Pengarang : Fritz Ridenour

Sejak zaman gereja mula-mula, orang kristian telah banyak mengeluhkan sulitnya “menjadi baik” dan menyenangkan Allah melalui perilaku “religius”. Sekalipun telah berusaha keras, mereka tak pernah merasa “cukup baik”─sehingga mereka terjebak dalam rasa bersalah yang sangat dalam. Dalam buku ini Anda akan menemukan bahwa sebenarnya Allah tidak menghendaki Anda mengalami hal itu.

Dalam studi klasiknya atas kitab Roma, Fritz Ridenour mengungkapkan bahwa keKristenan bukan sebuah agama, melainkan sebuah hubungan. Kekristenan bukan sesuatu yang dapat dimatikan oleh ritual, peraturan, dan tradisi yang tidak membawa sukacita dan melumpuhkan pikiran. Menjadi orang kristiani bukan berarti merangkul keharusan untuk menaati berbagai hukum dan aturan. Bukan pula keharusan untuk menjadi religius, untuk menemukan Tuhan dan menyenangkan Dia melalui usaha-usaha kita yang sia-sia. Menjadi seoorang Kristiani berarti mengenal─dari lubuk hati kita─bahwa melalui anugerah-Nya yang besar Allah telah turun ke dunia dan menemukan Anda, sehingga yang harus Anda lakukan adalah percaya kepada-Nya dengan seluruh hidup Anda.

Ketertarikan orang masa kini terhadap “kerohanian” masih sama dengan pendapat lama, yakni berusaha sendiri menjadi religius dan berhubungan baik dengan Allah (dan diri sendiri). Pertanyaan-pertanyaan rohani masa kini mungkin agak berbeda, tetapi jawabannya tetap sama. Ada satu kebenaran yang mutlak─yakni dalam Injil Yesus Kristus. Anda tak akan pernah menemukan Allah dalam diri Anda yang berdosa. Allahlah, yang menciptakan memelihara alam semesta ini, yang menemukan Anda. Dan Roh Kudus-Nya datang dalam hidup Anda untuk memberi pengharapan, kuasa, dan kekuatan yang melebihi kekuatan Anda sendiri.

Kita bisa belajar dari apa yang dialami Paulus. Paulus adalah orang Farisi yang paling religius dan paling taat hukum; tetapi suatu hari, dalam perjalanan ke Damsyik ia bertemu Yesus. Maka sadarlah Paulus bahwa berusaha menjadi religius adalah usaha yang sangat keras, pergumulan yang sia-sia, dan beban yang sangat berat. Sejak saat itu ia memberitakan kabar baik, yakni bahwa menjadi orang kristiani berarti menanggalkan beban di punggung kita. Anda bebas menjadi apa pun yang telah Allah rancangkan bagi Anda.

No comments:

Post a Comment