Friday, April 30, 2010

The Purpose Driven of Life



Judul : The purpose driven of life
Pengarang : Rick Warren

Hidup dengan tujuan adalah satu-satunya cara untuk sungguh-sungguh hidup. Lain dari itu berarti asal hidup saja. Sebagian besar orang bergumul dengan tiga masalah besar: siapa saya, apakah saya penting, dan apakah jabatan saya dalam kehidupan. Jawaban untuk tiga pertanyaan besar tersebut terdapat dalam lima tujuan Allah bagi kita, tujuan tersebut adalah:
1. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu”: Kita direncanakan untuk kesenangan Allah, jadi tujuan kita adalah mengasihi Allah melalui penyembahan.

2. “Kasilihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”: Kita dibentuk untuk melayani, sehingga tujuan kita adalah menunjukkan kasih kepada sesama melalui pelayanan.

3. “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku”: Kita diciptakan untuk sebuah misi, jadi tujuan kita adalah memberitakan pesan Allah melalui penginjilan.

4. “baptislah mereka dalam ...”: Kita dibentuk untuk menjadi keluarga Allah, jadi tujuan kita adalah berhubungan dengan gereja-Nya melalui persekutuan.

5. “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu ...”: Kita diciptakan untuk menjadi serupa dengan Kristus, jadi tujuan kita adalah bertumbuh menuju kedewasaan melalui pemuridan.

Kita mengerjakan hal yang kekal (tujuan Allah) dengan cara sekarang ini dan tepat pada waktunya (generasi kita). Itulah arti dari kehidupan yang memiliki tujuan. Allah tetap mencari orang-orang untuk dipakai. “Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia”. Maukah kita menjadi orang yang bisa Allah pakai untuk tujuan-Nya? Maukah kita melaksanakan tujuan Allah dalam generasi kita?

Suatu hari sejarah akan berakhir, tetapi kekekalan akan berlanjut selamanya. Memenuhi tujuan-tujuan Allah tersebut memang berat, tetapi jangan putus asa, ingatlah upah kita yang akan berlangsung kekal. “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jau lebih besar dari pada penderitaan kami.”
Bayangkan akan seperti apa rasanya nanti, ketika kita semua berdiri di hadapan takhta Allah mempersembahkan kehidupan kita dalam ucapan syukur dan pujian yang dalam kepada Kristus. Bersama-sama kita akan berkata, “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu smuanya itu ada dan diciptakan.” Kita akan memuji Dia atas rencanya-Nya dan hidup bagi tujuan-tujuan-Nya selamanya!

No comments:

Post a Comment