Friday, September 17, 2010

Selamat Pagi, Tuhan!



Judul buku: Selamat Pagi Tuhan
Penulis : Andar Ismail
Penerbit : BPK Gunung Mulia
Tebal buku: 110 halaman

Apa yang biasanya kita lakukan untuk mengawali hari? Anda tentu berkata “Seharusnya kita berdoa”. Ya, itu benar. Kita seharusnya mengawali hari kita dengan berdoa. Menurut Andar ada dua fungsi doa pagi; yang pertama adalah pencetus rasa girang pagi hari, yang kedua doa pagi ibarat laporan bahwa kita siap untuk mengerjakan kehendak Tuhan.

Mengapa sih kita perlu berdoa? Awalnya orang-orang berdoa karena perasaan gentar dan gemar. Gentar karena sesungguhnya yang dihadapi adalah Allah yang luar biasa jika dibandingkan dengan sosok manusia yang kecil dan tidak berdaya, gemar karena manusia terpesona atas karya-karya Allah.

Dalam buku ini diilustrasikan bahwa kita sering kali merasa canggung dalam berdoa karena tidak tahu mau bilang apa, padahal jika kita disuruh menulis surat kepada pacar kita mungkin panjangnya bisa berlembar-lembar. Hal ini bisa terjadi karena renggangnya hubungan kita dengan Tuhan. Doa memupuk kedekatan kita dengan Tuhan. Seperti orangtua dengan anaknya yang sering berbicara tentang apa saja, demikian jugalah sebaiknya kita dengan Tuhan.

Doa pada dasarnya ada dua macam, yaitu doa yang bersifat emosional, dan doa yang bersifat rasional. Dalam doa yang bersifat emosional yang terjadi adalah merasa yakin bahwa terkabulnya doa tergantung dari seberapa gigih berdoa, sementara dalam doa yang bersifat rasional, karena kesadaran bahwa doa tidak selalu terkabul, sehingga dalam berdoa benar-benar berpasrah dan menyerahkan sepenuhnya pada wewenang Allah. Hayoo…doa kita sering bersifat yang mana nihh? Dalam bukunya ini juga, Andar banyak sekali memperingatkan tentang sikap kita ketika berdoa. Doa seringkali dianggap sebagai jalan terakhir dalam menghadapai persoalan. Dalam doa juga sering kita mengimani tapi tidak melakukan. Misalnya nih waktu doa makan, sadar tidak kalau sebenarnya tujuan berdoa sebelum makan selain untuk mengucap syukur adalah untuk mengingatkan bahwa kita sebaiknya makan dengan sewajarnya dan juga harus prihatin terhadap keadaan orang lain yang belum bisa menikmati segala hal yang kita bisa nikmati sekarang.

Berhati-hati juga dalam berdoa, jangan sampai doa kita munafik. Nyatakanlah dirimu dalam doa sebagaimana adanya, karena Tuhan sesungguhnya Maha Tahu dan Maha Mengerti keadaan kita. Dia juga tahu apa yang kita butuhkan, bahkan sebelum kita minta. Kita juga sebaiknya tidak hanya mendoakan diri kita sendiri. Sebagai bentuk kepedulian kita terhadap keadaan orang lain, kita bisa mendoakannya dalam doa syafaat.
Doa sebenarnya bukan hal yang gampang dipahami, dan tidak ada manusia yang benar-benar mengerti tentang doa. Sehingga dalam doa pun sebaiknya kita meminta Tuhan untuk mengajar kita berdoa.

Friday, May 28, 2010

Waktu dan Hikmat


Judul Buku: Waktu dan Hikmat
Penulis: Stephen Tong
”Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana”(Mazmur 90:12). kita tentu sudah sering mendengar ayat ini. hanya saja sudah sejauh mana kita berusaha untuk mempergunakan waktu kita dengan baik.
Stephen Tong di dalam buku ini mengajak untuk memandang waktu dan kesempatan kita dengan lebih baik lagi. kita bisa memandang waktu berbeda-beda dan hal itu juga yang menentukan bagaimana kita mempergunakan waktu yang ada. Ada tiga cara memandang waktu:waktu adalah hidup, waktu adalah catatan, dan waktu adalah kesempatan.
Selain itu, di dalam buku ini juga dibukakan bagaimana kita bisa menggunakan waktu dengan berhikmat, sehingga pada akhirnya waktu kita, digunakan dengan baik dan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang seturut kehendak Tuhan.

Beritakan Injil dengan Kasih


Judul Buku:Beritakan Injil dengan Kasih
Penulis:Howard G Hendricks
Kasih merupakan kekuatan positif yang terbesar. Dan manusia biasanya memberikan respons terhadap pernyataan kasih. Ketika kita berbicara mengenai Injil, sesungguhnya kita sedang menawarkan anugerah kepada orang-orang. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa kita mengasihi orang tersebut.
Dalam memberitakan Injil itu, perlu pernyataan kasih yang lebih dalam lagi yang harus kita lakukan agar pada akhirnya Injil yang diterima itu bisa dimengerti pada awalnya, dan kemudian dengan kuasa Tuhan, Injil bisa tertanam dan berbuah dalam diri orang-orang. Pada awalnya komunikasi yang baik merupakan cara awal Injil dapat diterima dan dimengerti. Howard G Hendricks dalam bukunya menyatakan bahwa, kita tidak akan bisa berkomunikasi dengan orang lain, sampai ketika kita mengasihinya, dan semakin kita mengasihi, semakin dalam keinginan kita untuk berkomunikasi dengannya. Komunikasi yang nyata, ada baik dalam kata-kata dan perbuatan, dan sekali lagi kita harus menunjukkan kasih dalam berkata-kata dan berbuat. Sering kali kita mempunyai kata-kata yang tepat tentang Injil, namun perbuatan kita tidak baik dan malahan tidak sesuai dengan Injil yang kita bicarakan itu. Kita juga harus menyentuh kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang kepada mereka Injil kita beritakan, mendorong mereka untuk mengetahui lebih dalam, dan melibatkan pribadi kita dalam proses pemberitaan Injil.

I, Isaac Take Thee Rebekah


Judul buku : I, Isaac Take Thee Rebekah

Penulis : Ravi Zacharias

Buku ini berisikan mengenai pergumulan pria dan wanita yang sedang menjalin hubungan, Ravi Zacharias banyak mengambil pelajaran mengenai proses pernikahan antara Ishak dan Ribka(kitab kejadian), menekankan bahwa semuanya dapat terjadi atas hati yang tunduk terhadap kedaulatan Allah.
Pada awal buku ini, Ravi Zacharias menyatakan bahwa hubungan tersebut harus dibangun berdasarkan komitmen/perjanjian antara pasangan tersebut, dan bukan hanya berdasarkan perasaan karena perasaan dapat berubah-ubah. Kemudian Ravi juga menjelaskan mengenai kebutuhan manusia akan pasangan hidup yang sepadan untuk menggenap rencana Tuhan atas hidup manusia tersebut (yang diambil dari awal penciptaan hawa), Ravi juga menjelaskan mengenai proses menjalani hubungan yang menuntut adanya kekudusan, dan disini dibahas dengan detail bagaimana pasangan harusnya menjauhkan diri dari pencobaan (seperti: pacaran bukan ditempat yang tertutup, dll) namun Ravi juga menjelaskan bahwa kekudusan tidak hanya dijaga dari luar namun di dalam hati juga.
Pada bagian akhir buku ini, Ravi membahas bagaimana criteria wanita atupun pria yang tepat. (seingatku) pria/ wanita yang tepat adalah pria dan wanita yang mimilki kehidupan doa dan hidup yang seturut dengan firman Tuhan. Ravi menemukan criteria pria dan wanita ini berdasarkan Ishak dan Ribka juga.
Cuma segini yang bisa aku ingat dan tuliskan, berharap teman-teman tertarik untuk membacanya. Bukan hanya untuk teman-teman yang “belum berpasangan”, namun juga teman-teman yang “sudah memiliki pasangan”. Hehehee.. tidak pernah berhenti untuk belajar kan^^

Bukan Sekedar Kuliah


Judul Buku:Bukan Sekedar Kuliah
Penulis :Jerry White

Bagian pendahuluan buku ini sudah cukup membuat terhenyak. Penulis mengatakan bahwa ia melihat banyak mahasiswa Kristen ingin menunaikan tugas mereka dengan baik di kampus, baik itu studi maupun pelayanan, tetapi tekanan waktu dan kurangnya pengetahuan tentang metode belajar membuat mereka tidak dapat mencapai hasil tersebut.

Pertanyaan mendasar pertama yang coba dijawab bersama adalah mengapa kita berkuliah. Motivasi yang benar serta petunjuk dari ALLAH akan menjadi pondasi yang kuat dalam usaha meraih sukses dalam kuliah. Hidup kita memang lebih dari sekedar buku buku dan pendidikan. Tetapi saat ini Allah telah menempatkan kita di seputar buku buku dan pendidikan, sehingga kita perlu tahu bagaimana menangani hal itu.

Strategi bisa berbeda beda, namun hal pertama yang dibukakan dalam buku ini adalah prinsip prinsip berkuliah. Ada 11 prinsip umum berkuliah yang sebenarnya kita pasti sudah pernah mendengarnya, namun disampaikan secara lebih detail dan khusus beserta implikasi prinsip tersebut dalam kehidupan perkuliahan. Prinsip ini bersifat umum sehingga dapat diterapkan di semua mata kuliah dengan pendekatan yang berbeda juga dengan cara cara khusus yang berbeda untuk tiap orang. Setelah menguraikan prinsip, selanjutnya beralih kepada strategi dalam perkuliahan. Walaupun strategi yang dikemukakan cenderung sulit dipraktekkan karena setiap mahasiswa mempunyai cara belajar yang berbeda namun satu hal yang penting dalam keberhasilan studi adalah rencana atau penjadwalan yang akhirnya memberikan kebebasan bukan malah pembatasan. Strategi strategi yang dikemukakan dapat dicoba dan disesuaikan dengan gaya dan kepribadian kita masing masing. Strategi di sini juga direfleksikan dalam membuat target untuk diri kita sesuai dengan hasil analisis diri kita masing masing. Target ini bukan dibuat agar kita memegahkan diri, sebaliknya nilai yang baik dapat memberi kesaksian yang baik dan pengertian tentang pencapaian. Ketika kita mengerjakan sesuatu dengan baik, sesungguhnya kita sedang mendemonstrasikan berkat Allah dalam kehidupan kita.

Satu bagian menarik dari buku ini yang juga sering menjadi pergumulan para pengurus dan pelayan persekutuan mahasiswa adalah keseimbangan antara kuliah dan pertumbuhan rohani. Baik studi maupun pelayanan dan kegiatan rohani adalah dua hal yang sama sama diperlukan. Allah menempatkan kita di kampus untuk belajar dan melayani, bukan salah satu tapi keduanya. Oleh sebab itu studi haruslah menjadi pertimbangan kita ketika menentukan beban kegiatan pelayanan kita, bagaimana menangani tuntutan studi atau pelayanan yang berlebih, serta bagaimana mengatasi konflik di antara keduanya. Ada catatan khusus yang menyatakan bahwa mahasiswa yang tidak dapat melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik, misalnya di studi, pada gilirannya pun akan gagal untuk menjalankan kepemimpinan dimana pun termasuk di pelayanan.

Mewujudkan kuliah yang bukan sekedar kuliah bukan hal yang mudah. Tekad, usaha, serta disiplin merupakan syarat untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan tersebut tidak lain seperti yang disampaikan dalam kolose 3:23, “apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”(Ruth Nikijuluw)

Pierced by the Word


Judul Buku:Pierced by the Word
Penulis:John Piper

Buku ini berisikan 31 renungan untuk menyegarkan jiwa pembacanya. Seperti renungan-renungan yang biasanya dituliskan oleh John Piper selalu diakhiri dengan doa yang sesuai dengan hasil renungan yang dibahas di tiap renungan. Dari 31 renungan di dalam buku ini ada renungan yang paling aplikatif (dalam kehidupan modern sekarang ini), yaitu reungan terhadap berhala kepada televisi.
Kebanyakan manusia modern menghabiskan waktunya di depan televisi yang mengkonsumsi ketidak-pastian secara tetap yang akan menciutkan jiwa penontonnya. Setiap penontonnya akan semakin terbiasa dengan semua hal yang ditampilkan dalam televisi. Kebodohan menjadi kelucuan. Kelucuan menjadi menjadi hiburan. Dan hiburan menjadi kepuasan jiwa. Dan akhirnya jiwa yang diciptakan untuk Allah telah menciut hingga pas dengan ukuran kebodohan.
Dari potongan penulis tersebut mengenai ketergantungan manusia modern terhadap televisi menandakan bahwa masih ketergantungan terhadap televisi bisa menciutkan jiwa penontonnya sama dengan kebodohan.

Artful Work


Judul buku: Artful Work
Penulis:Dick Richards
Penerbit:Metalexia Publishing

Buku ini dibagi dalam 10 bagian yang menarik. Penulis mencoba mengingatkan bahwa semua pekerjaan adalah seni dan kita harus menghargainya dengan semangat dan komitmen. Bukan dengan cara berganti pekerjaan kita akan menemukan pekerjaan yang pas namun dengan mencintai pekerjaan kita akan menemukan apa yang selama ini kita cari. Bagaimana memaknai pekerjaan dengan kegiatan yang kreatif, partisipatif, dan penuh arti dengan visi dan misi yang jelas adalah tujuan dari buku ini.
Covernya menarik, tulisannya besar, dan dibagi ke dalam sub bab-sub bab membuat pembaca tidak cepat bosan. Cocok untuk mereka yang ingin masuk ke dunia kerja maupun untuk mereka yang sudah bekerja. Solusi dan pembahasan yang sistematis membuatnya mudah dimengerti. Namun bahasa yang digunakan agak berat tapi tetap berisi. Jumlah halaman pas untuk dibaca dan ukuran buku tepat.
Banyak perumpamaan, cerita, dan pengalaman pribadi akan memperkaya wawasan rohani kita tentang perspektif akan pekerjaan, so tunggu apa lagi? Sudah ada problem solving dan catatan praktis yang menunggu untuk dibaca nih!

Sex Is Not Problem


Sex Is Not Problem (Lust is)Kemurnian seksual di tengah dunia yang dipenuhi hawa nafsu
By : Joshua Harris
Penerbit : Pionir Jaya

Buku ini merupakan satu dari rangkaian buku karya Joshua Harris yang membahas mengenai komitmen kepada Allah, Komitmen kepada pasangan (sesama manusia), dan komitmen kepada diri sendiri. Bagi yang sudah memiliki buku I kissed dating goodbye, dan Boys meet girls, akan sayang sekali bila tidak melengkapinya dengan buku ini.
Bagian pertama dari buku ini menceritakan kebenaran mengenai hawa nafsu. Dibahas mengenai mengapa manusia kelihatannya tidak dapat sedikitpun lolos dari jeratan hawa nafsu, walaupun telah menetapkan standard yang sudah cukup tinggi. Buku ini menceritakan dengan jujur bagaimana orang, baik pria dan juga tidak terlepas, wanita berjuang sedemikian kerasnya dengan usaha mereka sendiri untuk keluar dari treadmill rasa malu dan bersalah atas ketidakmampuannya memenuhi standard yang ditetapkannya sendiri. Juga akan dibahas mengenai apakah seks itu dosa atau biologis, dan kebenaran bahwa tak ada seorangpun yang dapat menyelamatkan dirinya sendiri, termasuk dari godaan hawa nafsu.
Di bagian kedua buku ini dengan sangat jujur membukakan mengenai identifikasi pemicu hawa nafsu, seperti misalnya apa yang dilakukan lebih sering dalam waktu seharian, identifikasi tempat-tempat yang mungkin menggoda, Koran dan majalah, buku, film, internet dan bahkan di tempat umum. Kemudian dibukakan mengenai kebenaran identitas atau jati diri sebagai pria dan wanita.
Kemudian akan dibahas mengenai seks yang berpusat kepada diri sendiri. Buku ini bukanlah buku mengenai seksologi, dan di bagian akhir, buku ini ditutup dengan bab mengenai kekuatan sebuah janji dan sedikit lampiran jejak pertobatan, dan satu artikel tentang download kesucian, bagaimana untuk memerangi dosa pornografi melalui internet.

Don't Waste Your Life


Judul buku: DON’T WASTE YOUR LIFE
Penulis: John Piper

“Barangsiapa kehilangan nyawanya karena AKU dan Injil, akan menyelamatkannya”. Dengan kata lain, akan lebih baik kehilangan hidup kita daripada menyia-nyiakannya. Fokus utama dalam kehidupan bukanlah melarikan diri dari penderitaan, tapi bagaimana membuat hidup kita menjadi berati: memuliakan dan menikmati Allah, dan menghidupi hidup yang telah dibayar mahal oleh darah Kristus di kayu salib. Hidup kita bukanlah milik kita lagi, melainkan milik Dia dan seharusnya bukan Pencipta yang memiliki kawajiban kepada kita, tetapi sebaliknya.

Salah satu outcome dari usaha kita untuk tidak menyia-nyiakan hidup adalah perbuatan baik yang kita kerjakan. Tapi setiap perbuatan baik harus merupakan suat penyataan dari kemuliaan Allah. Yang menjadikannya baik bukanlah perbuatan itu sendiri, melainkan hasrat dan pengorbanan untuk menjadikan Allah sendiri dikenal sebagai Allah yang mulia. Bukan hanya mengagumi hidup yang kita nikmati, tapi lebih lagi, yakni memuliakan-Nya.

Mungkin kadang kita berpikir, iman adalah anugerah dan kita telah dibenarkan oleh iman. Pemahaman ini tidak salah, tapi bagaimana kemudian menjelaskan bahwa kita memiliki iman teguh tapi ternyata kita masih memiliki hidup yang belum diubahkan??

Berbeda dengan buku Mere Christianity yang banyak membukakan pemikiran kita mengenai hal-hal asali, dalam buku ini, Piper lebih banyak memberi petunjuk tentang hidup yang berarti; tidak disia-siakan, dan memliki hasrat penuh hanya bagi Sang Pemberi Hidup. Ia juga banyak mengambil kisah Paulus yang sangat militan dan memiliki hasrat yang tidak pernah surut untuk memuliakan Allah.(Ika – akun 06)

MERE CHRISTIANITY


Judul buku:MERE CHRISTIANITY
Penulis: C S Lewis

Ini adalah salah satu buku yang wajib dibaca orang Kristen! Lewis memang penulis yang bisa memaparkan buah pikirannya dengan kalimat-kalimat yang sederhana dan gampang dimengerti (tapi bukan berarti kita gak bakal bingung pas baca buku ini). Aku sendiri cukup bingung saat membaca bab-bab awal, tapi ke belakang, semua topik semakin jelas dan semakin membuka pemikiranku bahkan yang tesimpan di bawah alam sadarku. Buku ini berasal dari siaran radio yang dilakukan Lewis dan kemudian beliau membukukannya.

Apa arti Mere Christianity? Kekristenan Asali, bukan untuk mempertanyakan atau memperdebatkan atau bahkan menguji konsep keKristenan yang selama ini kita yakini –selama kita benar-benar telah ‘menggumulkan’ konsep tersebut dengan benar-. Tapi lebih kepada membukakan pemkiran-pemikiran manusia Kristen yang sangat mendasar: benar dan salah sebagai petunjuk bagi alam semesta, yang dipercaya oleh orang-orang Kristen, perilaku Kristen, dan melampaui batas kepribadian atau langkah-langkah pertama dalam doktrin Tritunggal.

Lewis sendiri pada masa mudanya pernah jatuh pada ketidakpercayaannya pada adanya Tuhan, alias atheisme. Tapi kemudian dalam buku ini, secara implisit dia kembali menyatakan kesalahannya karena mengabaikan eksistensi Penciptanya.

The Discipline of Grace


Judul buku : The Dicipline of Grace
Penulis : Jerry Bridges
Penerbit: Pionir Jaya

“HARI TERBURUK ANDA TAKKAN PERNAH SEDEMIKIAN BURUK SEHINGGA ANDA BERADA DILUAR JANGKAUAN ANUGRAH ALLAH. HARI TERBAIK ANDA TAKKAN SEDEMIKIAN BAIK HINGGA ANDA TIDAK MEMBUTUHKAN ANUGRAH ALLAH”
Kita menyadari kalau kita semua membutuhkan anugrah. Tanpa anugrah, kita tidak bisa memperoleh keselamatan melalui Yesus Kristus. Tapi “dibenarkan” hanyalah satu titik dimana selanjutnya kita akan menghadapi proses pengudusan. Mungkin kalau kita denger kata”kekudusan”, terdengar sesuatu pekerjaan yang sangat berat. Karna sering kali kita berpaling dari anugrah kepada disiplin.
Penulis menjabarkan bagaimana seharusnya disiplin rohani dilakukan atas dasar sukacita karna anugrahNYA. Terkadang seringkali kita melakukannya atas dasar “kinerja kita” yang pada akhirnya menjadi “kesombongan rohani” (karna lebih baik dari orang disekitar kita) lalu berakhir pada “kerohanian yang mandek”, karna sering kali memakai standar manusia padahal seharusnya memakai standar ALLAH yang menginginkan kita menjadi serupa dengan AnakNYA. Dimana akhirnya kekudusan dikerjakan atas dasar anugrah dan dikerjakan selama kita hidup.
Sistematika buku ini bagus lo..diawali dengan (bahasaku: fondasi awal) definisi dari keselamatan-kemudian anugrah dan akhirnya membahas tentang disiplin itu sendiri..
Berharap bahasan buku ini bisa jadi intropeksi ke diri kita masing-masing.. Mungkin saat ini kita melakukan disiplin rohani yang mulai bergantung kinerja kita sendiri!

(Tips dari buku: jangan lupa untuk menginjili diri kita sendiri^^)

Friday, April 30, 2010

WHEN DREAMS COME TRUE



Judul : When Dreams Come True
Pengarang : Eric & Leslie Ludy

’Kisah nyata yang menginspirasi setiap insan yang merindukan cinta sejati’.

Buku ini diceritakan oleh dua orang, Eric dan Leslie sejak mereka berdua remaja dan merasakan jatuh bangun dalam dosa di masa muda mereka. Ketika beranjak dewasa dan merasakan hidup baru dalam Tuhan, mereka mulai meninggalkan dosa-dosa itu dan berbalik menjadi misionaris dan melakukan berbagai pelayanan ke daerah/negara yang membutuhkan maupun mengikuti kegiatan sosial di gereja dan di lingkungan rumah mereka. Eric dan Leslie pun mengalami pemulihan hubungan dengan keluarga dan teman-teman di sekitarnya.

Eric dan Leslie berkenalan di sebuah gereja dan akhirnya menjalin hubungan pertemanan yang berlanjut ke persahabatan. Mereka benar-benar merasakan bahwa selalu ada campur tangan Tuhan dalam hubungan mereka. Bahkan ketika Eric harus melayani di daerah yang jauh selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, mereka tetap dapat menjalin hubungan walaupun tentunya ada keinginan untuk bersama. Mereka menyadari bahwa tidak seharusnya hubungan mereka membuat mereka jauh dari Allah, tetapi lewat hubungan mereka, mereka dapat lebih lagi taat dan takut sama Allah.
Dalam setiap kegiatan yang mereka berdua jalani bersama, Eric dan Leslie sangat menjaga kekudusan hidup. Mereka tidak mau lagi jatuh ke dalam dosa seperti saat-saat dulu. Setelah menjalani hubungan beberapa lama, ada keraguan dalam diri Eric, mengingat bahwa Leslie masih sangat muda. Tapi karena Eric dan keluarganya merasa bahwa Tuhan sendiri yang sudah campur tangan, maka Eric pun berbulat hati untuk melamar Leslie.

’Apa pun kesalahan masa lalu Anda, masa depan yang penuh semangat menanti Anda. Sebuah masa depan yang akan penjadi perayaan meriah dari impian yang menjadi nyata – mimpi-mimpi Allah yang Dia impikan hanya untuk Anda.’

HOW TO BE A CHRISTIAN WITHOUT BEING RELIGIOUS



Judul : How to be a Christian without being Religious
(Menikmati kebebasan sejati sebagai seorang Kristiani)
Pengarang : Fritz Ridenour

Sejak zaman gereja mula-mula, orang kristian telah banyak mengeluhkan sulitnya “menjadi baik” dan menyenangkan Allah melalui perilaku “religius”. Sekalipun telah berusaha keras, mereka tak pernah merasa “cukup baik”─sehingga mereka terjebak dalam rasa bersalah yang sangat dalam. Dalam buku ini Anda akan menemukan bahwa sebenarnya Allah tidak menghendaki Anda mengalami hal itu.

Dalam studi klasiknya atas kitab Roma, Fritz Ridenour mengungkapkan bahwa keKristenan bukan sebuah agama, melainkan sebuah hubungan. Kekristenan bukan sesuatu yang dapat dimatikan oleh ritual, peraturan, dan tradisi yang tidak membawa sukacita dan melumpuhkan pikiran. Menjadi orang kristiani bukan berarti merangkul keharusan untuk menaati berbagai hukum dan aturan. Bukan pula keharusan untuk menjadi religius, untuk menemukan Tuhan dan menyenangkan Dia melalui usaha-usaha kita yang sia-sia. Menjadi seoorang Kristiani berarti mengenal─dari lubuk hati kita─bahwa melalui anugerah-Nya yang besar Allah telah turun ke dunia dan menemukan Anda, sehingga yang harus Anda lakukan adalah percaya kepada-Nya dengan seluruh hidup Anda.

Ketertarikan orang masa kini terhadap “kerohanian” masih sama dengan pendapat lama, yakni berusaha sendiri menjadi religius dan berhubungan baik dengan Allah (dan diri sendiri). Pertanyaan-pertanyaan rohani masa kini mungkin agak berbeda, tetapi jawabannya tetap sama. Ada satu kebenaran yang mutlak─yakni dalam Injil Yesus Kristus. Anda tak akan pernah menemukan Allah dalam diri Anda yang berdosa. Allahlah, yang menciptakan memelihara alam semesta ini, yang menemukan Anda. Dan Roh Kudus-Nya datang dalam hidup Anda untuk memberi pengharapan, kuasa, dan kekuatan yang melebihi kekuatan Anda sendiri.

Kita bisa belajar dari apa yang dialami Paulus. Paulus adalah orang Farisi yang paling religius dan paling taat hukum; tetapi suatu hari, dalam perjalanan ke Damsyik ia bertemu Yesus. Maka sadarlah Paulus bahwa berusaha menjadi religius adalah usaha yang sangat keras, pergumulan yang sia-sia, dan beban yang sangat berat. Sejak saat itu ia memberitakan kabar baik, yakni bahwa menjadi orang kristiani berarti menanggalkan beban di punggung kita. Anda bebas menjadi apa pun yang telah Allah rancangkan bagi Anda.

Selamat Natal



Judul : Selamat Natal
Pengarang : Dr. Andar Ismail

Buku ini adalah salah satu dari seri selamat Andar Ismail dan sesuai dengan judulnya Selamat Natal, maka buku ini berisi 33 renungan tentang natal.

Membaca buku ini saat masih dalam suasana Natal membuat kita melihat Natal dari berbagai dimensi. Natal yang bagi kita mungkin berlangsung secara rutin setiap tahun ternyata dapat menjadi suatu rutinitas berbahaya seperti yang dismpaikan melalui prolog -Merayakan Natal itu Berbahaya-

Ragam renungan yang disampaikan cukup bervariasi. Ringan namun dapat menggelitik relung hati yang terdalam mengenai motivasi ketika kita merayakan natal. Seperti renungan yang menceritakan bagaimana natal tak akan bermakna tanpa paskah, padahal biasanya kita sebagai orang kristen cendrung lebih mengagungkan peryaan natal dibanding paskah itu sendiri. Ada juga renungan tentang makna dan bagaimana lagu lagu natal yang sering kita dengar dapat tercipta sehingga akhirnya kita dapat memahami, singing with understanding. Terdapat pula renungan tentang apa itu palungan yang sebenarnya, ya palungan yang selama ini kalau di drama drma natal digambarkan begitu hormat dan indah, pada kenytaannya sangat jauh dari itu hingga renungan berbau imajinasi yang dapat membawa pembaca menarik hubungan antara natal 2000 tahun lalu dengan masa sekarang.

Seluruh renungan dengan caranya sendiri dapat membwa makna kepada masing masing pembaca. Santai namun serius. Juga cocok sebagai hadiah natal bagi orang terkasih..=)

Praying God’s World



Judul : Praying God’s World
Pengarang : Beth Moore

Buku ini berisi tentang bagaimana berdoa sesuai dengan firman di dalam Alkitab. Penulis berusaha menjabarkan bagaimana cara berdoa serta memberikan contoh doa itu sendiri yang langsung di ambil dari ayat Alkitab. Maksud dari cara berdoa di sini adalah bagaimana sebagai orang percaya berdoa yang isi dan maksud dari doanya sesuai dengan firman Allah. Penulis menjelaskan hal tersebut secara gamblang dalam 15 pasal. Pasal-pasal tersebut merupakan satu tema doa yang berbeda-beda. Maksudnya kelima belas pasal tersebut menjelaskan bagaimana cara pandang orang percaya terhadap masalah yang sedang dihadapi dan membawanya di dalam doa yang disesuaikan dengan ayat-ayat di Alkitab. Penulis menggambarkan masalah itu sebagai sebuah benteng yang harus dilewati. Penulis menjelaskan bahwa setiap orang memiliki benteng-benteng yang berbeda-beda satu sama lain. Sehingga bisa dikatakan bahwa begitu banyak benteng-benteng masalah tersebut. Tetapi, di dalam buku ini, penulis hanya mejelaskan beberapa benteng masalah. Menurut saya sendiri benteng-benteng yang di jelaskan dalam buku ini sangat umum dan bisa dikatakan semua orang pernah menghadapi benteng tersebut.

Ada 14 benteng masalah yang dijelaskan yaitu:
1. menaklukkan peyembahan berhala
2. menaklukkan ketidakpercayaan
3. menaklukkan kesombongan
4. menaklukkan kebohongan
5. menaklukkan persaan tidak aman karena merasa tidak dicintai
6. menaklukkan perasaan ditolak
7. menaklukkan kecanduan
8. menaklukkan benteng soal makanan
9. menaklukkan perasaan bersalah yang berlarut-larut
10. menaklukkan putus asa karena peristiwa kehilangan
11. menaklukkan ketidakmampuan mengampuni
12. menaklukkan depresi
13. menaklukkan benteng seksual
14. menaklukkan si musuh

Dalam masing-masing pasal (benteng masalah), penulis terlebih dahulu menjelaskan bagaimana pandangan Alkitab terhadap benteng-benteng masalah tersebut dan bagaimana seharusnya seorang yang percaya menghadapi atau menaklukkan benteng masalahnya. Kemudian dicantumkan ayat-ayat Alkitab yang dapat menjadi pedoman bagi kita untuk berdoa dalam menaklukkan benteng-benteng masalah itu. Sehingga di dalam buku ini, cukup banyak dicantumkan ayat-ayat Alkitab sebagai pedoman berdoa. Sebagai contoh:

o Menaklukkan ketidakmampuan untuk mengampuni
Setiap orang percaya memiliki banyak tantangan untuk mengampuni. Tetapi, perlu diingat bahwa kita dipanggil juga untuk dapat mengampuni. Yesus sendiri telah memberikan teladan pengampunan yang luar biasa kepada manusia. Oleh karena itulah, pengampunan juga dapat dikatakan sebagai suatu pelayanan yang semua orang percaya berjuang dalam melakukannya. Pada dasarnya, orang sulit mengampuni karena ada rasa sakit hati atau terluka. Ketika rasa terluka itu terus dipendam dan tidak ada pengampunan, itu dapat mejadi suatu kesempatan bagi si iblis untuk mempengaruhi kita. Sehingga pada akhirnya akan menjadi kanker rohani di dalam diri kita. Sehingga sangatlah penting ketika kita harus belajar mengampuni. Pengampunan itu sendiri adalah kemauan kita yang tegas dan disengaja untuk melepaskan sesuatu pergi. Pengampunan adalah tindakan yang terus-menerus yang melaluinya kita sepakat dengan Allah tentang hal tersebut, mempraktekan belas kasihan yang Ia telah berikan kepada kita, dan menyerahkan situasi, akibat-akibat, dan orang yang menimbulkan luka hati itu kepadanya. Sehingga melalui pengampunan kita diajak juga untuk mendoakan orang yang telah melukai hati kita itu. Sebagai contoh ayatnya tentang pengampunan:
“Ya Tuhan, firmanMu, memberitahukan aku bahwa ketika aku berdiri untuk berdoa, jika aku masih mengingat kesalahan orang lain, aku harus mengampuninya, supaya Engkau, Bapaku di sorga, boleh mengampuni dosa-dosaku (Mrk.11-25).

o Pasal yang lainnya dapat dibaca di buku ini.
Buku ini hanya menjelaskan bagaimana Alkitab berbicara tentang beberapa benteng masalah saja yang sangat terbatas, tetapi point penting yang perlu diingat adalah bagaimana kita bisa melihat benteng masalah kita dari perpektif Firman Tuhan, Alkitab dan berdoa atas benteng masalah itu sesuai dengan firmanNya agar kita dimampukan untuk menaklukkan benteng-benteng masalah tersebut.

REFORMED FAITH (IMAN REFORMED)

Judul : REFORMED FAITH (IMAN REFORMED)
Pengarang : DR. LORAINE BOETTNER, D.D.

Di sepanjang sejarah Gereja, khususnya setelah Reformasi, Calvinisme merupakan arus pikir yang tidak dapat diabaikan pengaruh dan peranannya.

Namun dalam perkembangannya, banyak orang yang tidak mengerti secara tepat apa yang sebenarnya diungkapkan oleh theologi Calvinisme atau Reformed. Akibatnya sering muncul pemahaman atau prasangka-prasangka yang kurang tepat tentang pemikiran theologi ini.

Pembahasan ini mencoba untuk mengangkat dua macam fakta sistem keagamaan: agama yang berdasarkan pada iman (religion of faith) dan agama yang didasarkan pada perbuatan (religion of works), serta bagaimana posisi Calvinisme dalam menanggapi fakta mendasar yang sangat penting ini, khususnya dikaitkan dengan pemahamannya tentang keselamatan orang percaya.

Kiranya buku kecil ini bisa membawa kita pada pengertian yang tepat tentang ajaran Calvinisme dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Soli Deo Gloria!

Menjadi Wanita Allah (Being God’s Woman)



Judul : Menjadi Wanita Allah (Being God’s Woman)
Pengarang : Audrey Bowie

“Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan Tuhan dipuji-puji” (Amsal 31:30). Wanita harus melihat hidup mereka sebagai sebuah kesempatan yang sangat istimewa untuk melayani. Menjadi wanita Allah akan memotivasi para wanita untuk:
• Menerima dan melengkapi peranan mereka di rumah, gereja, dan komunitas
• Menghargai keunikan mereka dan kesempurnaan mereka di dalam Kristus
• Menerima kedudukan mereka di dalam kepemimpinan dengan penuh percaya diri, keyakinan, dan belas kasihan
• Mencerminkan Yesus Kristus sehingga orang lain mengenal Yesus

Guys, pokoknya nie buku patut dibaca oleh para wanita yang rindu untuk menjadi wanita Allah. Buku ini memuat topik-topik yang sangat baik, seperti:
1. Wanita- Gender yang diberi hak istimewa
2. Wanita, ciptaan Allah yang unik
3. Arti diri wanita
4. Obat untuk harga diri yang rendah- Menatap ke dalam cermin Allah

Buku ini dibagi jadi 2 bagian besar, yaitu (1) Wanita- Sebuah petunjuk untuk pemuridan wanita dan (2) Menjadi wanita Allah dalam pernikahan. Luar biasa kan topik-topiknya. Nyesel banget kalo ga baca buku ini. Banyak banget yang gw dapet, saking banyaknya susah untuk ditulis di resensi ini. So, buruan baca ya..

Ini adalah gambaran seorang Wanita yang Cantik...(Audrey Bowie)

Biarlah keindahan Yesus terlihat di dalamku.
Keindahan, Bapa, bukan bentuk atau wajah,
Bukan pula sebuah tubuh berpakaian sutera dan renda-
Tetapi, Allah, hatiku sebuah ruangan yang suci,
Tempat kediaman bagi kemurahan Sang Raja.
Lalu biarlah semua orang melihatnya
Kecantikan sejati bebas dari dosa.
Kasih-Mu terjalin, kasih karunia-Mu yang menyelamatkan,
Yesusku, kesaksian-Mu dalam bentuk dan wajahku.


Guys, mari kita bersama-sama menjadi wanita yang Allah inginkan. Menjalankan peran kita sebagai wanita, sebuah ciptaan yang unik karya tangan Allah, untuk menjadi saksi-Nya di dunia.

Memiliki Roh yang Intim dengan Tuhan



Judul : Memiliki Roh yang Intim dengan Tuhan
Pengarang : Alice Smith

Entah kita mengakuinya atau tidak, setiap orang dalam pengejarannya akan Tuhan telah bergumul untuk merasakan hadirat-Nya. Ditulis bagi mempelai wanita Kristus, yaitu Gereja-Nya, penulis dengan kasih menyampaikan kunci-kunci menuju keintiman yang lebih dalam dan bagaimana kita dapat mengembangkan dan menikmati sebuah hubungan yang sangat penting dengan Kristus, Mempelai Pria kita.

Cara hidup mempelai pria dan mempelai wanita memiliki persamaan dengan perjalanan intim kita bersama Tuhan Yesus. Ketika kita diselamatkan, kita menyatu dengan-Nya. Kita mengatakan ya pada komitmen, tapi kita tidak benar-benar mengetahui apa yang diharapkan.

Kabar baiknya adalah Tuhan Yesus sedang mengejar kita dengan bersemangat. Kita mungkin telah menghalangi Dia untuk masuk, telah gagal di hadapan-Nya dengan sangat buruk, tapi Dia tidak akan melepaskan kita. Dia akan mengejar kita menyusuri jalan raya dan jalan kecil, menuju bawah tanah dan selokan air hanya untuk membuat kita mengetahui bahwa Dia mengasihi kita.

Kita tidak dapat menemukan apa yang kita tidak cari, dan kita tidak akan mempercayai apa yang tidak kita kenal. Apa yang benar-benar Dia inginkan adalah agar kita melompat ke pelukan-Nya sehingga Dia dapat mencurahkan kasih-Nya pada kita. Jadi, mari kita mengejar hati-Nya bersama-sama. Mari bergerak dengan penuh sukacita menuju tempat keintiman rohani dan bertumbuh lebih dalam!! Mari melompat bersama!!

Sepuluh Perintah Allah-Museumkan Saja?



Judul : Sepuluh Perintah Allah-Museumkan Saja?
Pengarang : Eka Darmaputera

Dalam ibadah-ibadah sekarang ini, “Dasa Titah” atau “Sepuluh Perintah Allah” semakin jarang terdengar, baik di gereja-gereja “tua” yang “tradisional” maupun di gereja-gereja “baru” yang lebih “kontemporer”. Jika dalam ibadah formal saja Dasa Titah ini sudah dipandang sebelah mata, apalagi dalam kehidupan sehari-hari, betapa buruk nasibnya dalam kehidupan nyata. Di zaman modern ini, ada tiga alasan untuk memuseumkan Dasa Titah. Pertama, Dasa Titah mengekang hidup kita. Sekarang sudah zaman merdeka! Jangan sampai kita kehilangan kemerdekaan hanya karena kita masih memegang erat Dasa Titah? Kedua, Dasa Titah hanyalah peninggalan bangsa Israel-zaman kuno. Apakah kita-warga Indonesia yang hidup di abad ke-21-masih perlu melaksanakannya? Ketiga, Dasa Titah adalah produk Perjanjian Lama. Hukum kasih dalam Perjanjian Baru lebih akurat untuk kita ikuti!
Namun, bila orang dapat mengemukakan tiga alasan mengapa Dasa Titah layak dilupakan, buku ini mengungkapkan jauh lebih banyak alasan mengapa kita justru perlu kembali mengingatnya. Mengapa kita harus menyadari maknanya yang abadi, serta menemukan kembali kekayaan spiritualnya.

Ada dua alasan utama, mengapa Dasa Titah tetap relevan untuk dibicarakan. Pertama, adalah salah jika karena kita “umat PB”, maka kita boleh mencampakkan semua yang berbau PL, termasuk Dasa Titah. Yang tidak boleh dilupakan adalah Hukum Kasih berdasar dan berakar dari Dasa Titah. Tanpa mempelajari Dasa Titah, kita tak mungkin mengenal etika kristiani selengkap-lengkapnya. Kedua, Dasa Titah bukan semata-mata etikanya orang Yahudi dan orang kristiani saja. Dasa Titah mengandung nilai-nilai yang universal. Siapa saja yang berniat membangun kehidupan bersama yang baik, tertib, serta sejahtera, suka tidak suka harus menyepakati nilai-nilai Dasa Titah sebagai pegangan normatif bersama.

Sebaliknya, ketika nilai-nilai tersebut diabaikan, maka-seperti sekarang ini- kehidupan porak poranda, tak utuh, dan tak penuh lagi. Ini membuktikan betapa manusia tidak Cuma perlu “bebas”, tetapi juga perlu “batas”. Orang-orang modern harus mengakui bahwa pmedekatan yang “negatif” ada gunanya. Karenanya, kita harus kembali belajar, bagaimana mengatakan “jangan”, jangan cuma bisa bilang “silakan”.
Dalam kaitan ini, Dasa Titah menemukan kembali relevansinya dalam masa kini. Tiap-tiap pasal dalam Dasa Titah mutlak perlu menempati tempat yang sentral dan vital dalam kehidupan manusia masa kini. Buku ini memaparkan penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip dari Dasa Titah dalam konteks kehidupan masa kini, seperti bentuk-bentuk pemberhalaan modern, isu hukuman mati dan Eutanasia, peperangan, kehidupan pernikahan dan seksual, homoseksual, praktik-praktik ekonomi dan hukum, dsb.

The Purpose Driven of Life



Judul : The purpose driven of life
Pengarang : Rick Warren

Hidup dengan tujuan adalah satu-satunya cara untuk sungguh-sungguh hidup. Lain dari itu berarti asal hidup saja. Sebagian besar orang bergumul dengan tiga masalah besar: siapa saya, apakah saya penting, dan apakah jabatan saya dalam kehidupan. Jawaban untuk tiga pertanyaan besar tersebut terdapat dalam lima tujuan Allah bagi kita, tujuan tersebut adalah:
1. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu”: Kita direncanakan untuk kesenangan Allah, jadi tujuan kita adalah mengasihi Allah melalui penyembahan.

2. “Kasilihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”: Kita dibentuk untuk melayani, sehingga tujuan kita adalah menunjukkan kasih kepada sesama melalui pelayanan.

3. “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku”: Kita diciptakan untuk sebuah misi, jadi tujuan kita adalah memberitakan pesan Allah melalui penginjilan.

4. “baptislah mereka dalam ...”: Kita dibentuk untuk menjadi keluarga Allah, jadi tujuan kita adalah berhubungan dengan gereja-Nya melalui persekutuan.

5. “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu ...”: Kita diciptakan untuk menjadi serupa dengan Kristus, jadi tujuan kita adalah bertumbuh menuju kedewasaan melalui pemuridan.

Kita mengerjakan hal yang kekal (tujuan Allah) dengan cara sekarang ini dan tepat pada waktunya (generasi kita). Itulah arti dari kehidupan yang memiliki tujuan. Allah tetap mencari orang-orang untuk dipakai. “Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia”. Maukah kita menjadi orang yang bisa Allah pakai untuk tujuan-Nya? Maukah kita melaksanakan tujuan Allah dalam generasi kita?

Suatu hari sejarah akan berakhir, tetapi kekekalan akan berlanjut selamanya. Memenuhi tujuan-tujuan Allah tersebut memang berat, tetapi jangan putus asa, ingatlah upah kita yang akan berlangsung kekal. “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jau lebih besar dari pada penderitaan kami.”
Bayangkan akan seperti apa rasanya nanti, ketika kita semua berdiri di hadapan takhta Allah mempersembahkan kehidupan kita dalam ucapan syukur dan pujian yang dalam kepada Kristus. Bersama-sama kita akan berkata, “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu smuanya itu ada dan diciptakan.” Kita akan memuji Dia atas rencanya-Nya dan hidup bagi tujuan-tujuan-Nya selamanya!

Thursday, April 29, 2010

Doa Bukan Sekedar Kata-Kata



Judul Buku : Doa Bukan Sekedar Kata-Kata
Karya : Leroy Eims

Buku ini mengungkapkan tentang apa sebenarnya doa itu. Penulis menjelaskan tentang doa dengan mengacu kepada firman Tuhan. Buku ini menyelidiki hubungan antara kehidupa orang percaya dan pengaruhnya terhadap Allah dalam doa. Banyak doa tidak terjawab karena ada ketidaktaatan atau keduniawian dalam kehidupan orang yang berdoa itu. Apabila seorang Kristen tidak taat, pengaruhnya terhadap Allah hilang, kehidupan doanya dilumpuhkan, dan pengaruh yang kuat untuk kebaikan hilang bagi dunia.
Berikut ini ada beberapa hal yang berhubungan erat dengan makna Doa, yakni:
1. Sebagai Anak terhadap Bapanya, Allah mengharapkan anak-anakNya datang kepada Bapa di dalam doa. Allah senang mendengar tangis anak-anakNya dan Ia mmberkati mereka yang berseru kepadaNya. Jadi, karena kita adlah anak Allah, diterima di dalam keluarga Allah, menangis dan berserulah kepada Allah. Curahkan semua isi hati kita. Bapa akan mendengar dan menjawab doa kita.

2. Doa dan Alkitab. Firman Tuhan berkata: “Jikalau firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehedaki.” Janji ini mengingatkan kita lagi pada ikatan yang tidak terputuskan antara doa dan firman Allah. Orang yang melalaikan Alkitab sementara terus berdoa dapat menjadi malas dan pelamun. Sedangkan mereka yang melalaikan doa sementara terus mendalami Alkitab dapat menjadi keras dan rapuh. Kita memerlukan doa dan juga Alkitab. Janganlah kita melalaikan salah satu darinya.

3. Rasa Hormat. Sewaktu kita tiap hari menghampiri takhta kasih karunia dalam doa kepada Bapa di sorga yang penuh kasih, Tuhan Allah yang Mahakuasa, hendaklah kita dating dengan rasa hormat yang sungguh-sungguh.

4. Ketaatan. Jika kita ingin melayani Allah secara efektif, bersekutu dengan Dia di dalam Roh dan kebenaran, dan melihat jawaban-jawaban atas doa kita, maka kita juga harus menaatiNya.

5. Kerendahan Hati. “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan, dan kehidupan” (Amsal 22:4). Jadi hendaklah kita berdoa dengan kerendahan hati.

6. Iman. Matius 21:22 “Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kpercayaan, kamu akan menerimanya”. Oleh karena itu, di dalam doa iman sangat dibutuhkan.

7. Hati yang berbeban. Hosea 12:5 “ Ia menangis dan memohon belas kasihan kepadaNya”. Hati yang berbeban adalah salah satu kunci untuk mempengaruhi Allah dalam Doa.

8. Pujian dan Ucapan Syukur. 1 Tesalonika 5:18 “ Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”. Allah menghendaki kita untuk selalu mengucap syukur kepadaNya.

9. Bersatu hati. Matius 18:19 “ Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang daripadamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh BapaKu yang di Surga”.

10. Ketekunan. Lukas 18:1 “ Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu”.

11. Bukan hanya Doa, tetapi Doa ditambah tindakan. Nehemia 4:9 “ Tetapi kami berdoa kepada Allah kami, dan mengadakan penjagaan terhadap mereka siang dan malam karena sikap mereka”. Ayat ini mengajarkan bahwa bila doa kita hendak berhasil, maka itu harus disertai kerajinan, kewaspadaan, dan usaha kita yang dipimpin oleh Allah.

Tuesday, March 30, 2010

KEPEMIMPINAN KRISTEN


Judul buku : Kepemimpinan Kristen
Pengarang : Sendjaya
Penerbit : Kairos

Ada banyak sekali konsep kepemimpinan, namun bagaimanakah kepemimpinan Kristiani itu? Terkadang dalam memimpin sesuatu, kita melupakan visi yang akan dicapai. Bisa dibayangkan bila seorang pemimpin melupakan visi, bagaimana dengan pengikutnya, tentu akan kehilangan arah dan tujuan dalam melakukan tugasnya. Hal kedua yang telah lama lenyap dari dalam diri pemimpin Kristen adalah akuntabilitas. Seorang pemimpin yang seharusnya menjadi pilar moral dan spiritual bagi masyarakat umum, justru menjadi batu sandungan iman yang sangat serius. Lalu yang ketiga adalah pemberdayaan, hal ini juga telah lenyap dari pemimpin Kristen, dimana banyak gereja yang memperlakukan umatnya sebagai pasien pengunjung klinik stress, dan bukan seseorang yang harus diberdayakan dan diperlengkapi. Dan terakhir, adalah kepemimpinan yang melayani, Yesus mengajarkan tentang “servant leadership”. Namun kenyataannya, banyak pemimpin yang ingin dilayani bukan melayani, dimana hal ini merupakan tidakan yang salah di mata Tuhan.

Seorang pemimpin Kristen harus menggumulkan visi pribadi secara benar, yang merupakan perpaduan dari 3 elemen, yaitu Allah : kehendak dan beban dari Allah, diri kita : talenta dan kapasitas yang Allah berikan, lingkungan : kebutuhan zaman yang Allah tunjukkan. Dalam konteks panggilan Nehemia, ada urutan yang sangat patut untuk dicontoh yaitu menerima panggilan Allah, menggumuli panggilan Allah, mengkonkretkan panggilan Allah, dan menjalani panggilan Allah.

Seorang pemimpin Kristen, bukan hanya harus memiliki visi, integritas, stamina, wawasan, dst, karena pemimpin lainnya pun memilki semua ini, namun terlebih dari itu, seorang pemimpin Kristen adalah pemimpin yang rela dipimpin ke tempat yang tidak ingin ia tuju, ke tempat yang ia tidak inginkan, ke tempat yang penuh penderitaan, serta pemimpin yang mengandalkan penyerahan diri secara total kepada Allah untuk mencapai kehendak-Nya dalam dan melalui diri pemimpin. Seorang pemimpin Kristen harus mengerti bahwa ia adalah seorang manusia berdosa dalam dunia yang berdosa dan menyadari bahwa segala hal yang melekat pada dirinya adalah anugerah Allah, sehingga ada kebergantungan total hanya kepada Allah saja.

MENGEJAR KEKUDUSAN


Judul buku : Mengejar Kekudusan
Pengarang : Jerry Bridges

Kekudusan adalah hal mendasar bagi kehidupan Kristen. Sudah selayaknya orang-orang yang telah diselamatkan hidup dengan kekudusan karena Yesus yang kudus yang berkuasa atas diri kita. Namun, seringkali orang-orang Kristen selalu jatuh ke dalam dosa. Hal ini setidaknya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sikap kita terhadap dosa yang lebih berpusat pada diri sendiri daripada Allah, kesalahpahaman mengenai arti “hidup dalam iman”, dan yang terakhir, terkadang kita tidak memandang dosa sebagai sesuatu yang serius. Suatu hal yang saya dapatkan di sini adalah, kekudusan dimulai dari Allah, kita dapat memahami betapa buruknya dosa kita, hanya jika kita telah memahami kekudusan-Nya, kemurnian-Nya, dan kebencian-Nya terhadap dosa. Jadi, tidak ada gunanya kita bertekad untuk hidup kudus, kalau kita tidak memahami arti kekudusan dan teladan yang memiliki kekudusan yang mutlak itu.
Bahkan terkadang, ketika kita merasa diperhadapkan pada pilihan, di mana tidak ada pilihan lain kecuali sedikit memanipulasi kebenaran atau sedikit melakukan ketidakjujuran, saat itulah sebenarnya kita sedang berkata bahwa Allah sedang mencobai kita untuk berbuat dosa, karena Ia menempatkan kita pada posisi yang sulit. Padahal kita tahu bahwa Allah itu kudus dan Ia tidak pernah mencobai kita hingga kita berbuat dosa. Ingatlah bahwa Allah membenci dosa, dan Ia menghakimi setiap perbuatan orang tanpa memandang muka, jadi kita harus berhati- hati saat kita berpikir dapat berkompromi dengan dosa dan dapat selalu mengakuinya serta memohon pengampunan, karena Allah tidak pernah mengabaikan dosa kita, Ia sangat membenci dosa. Jika kita berulang kali merenungkan kekudusan Allah, maka kita akan sangat dicegah untuk meremehkan dosa.

Kitab Suci berbicara mengenai 2 kekudusan, yaitu kekudusan yang kita miliki di hadapan Allah melalui Kristus, dan kekudusan yang kita usahakan, keduanya ini saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Allah tidak meminta kita untuk hidup sempurna bebas dari dosa, tetapi agar kita dapat meratapi dosa yang ada dalam kehidupan kita, bukan membenarkannya, sehingga kita dapat mengejar kekudusan yang benar- benar merupakan gaya hidup kita.

Allah telah menyediakan semua yang kita perlukan untuk mengejar kekudusan. Ia membebaskan kita dari pengaruh dosa, memberikan kepada kita Roh-Nya yang kudus, menyatakan kehendakNya dalam firman-Nya, Ia bekerja dalam kita supaya kita berjalan sesuai rencana-Nya, mengirim pendeta- pendeta untuk mengajari kita supaya berjalan dalam kekudusan, dan Ia menjawab dosa kita ketika kita meminta kekuatan kepadaNya. Oleh karena itu, maukah kita bertekun untuk setia membayar harga dalam mengejar kekudusan seperti yang Tuhan ingini??

ISU-ISU GLOBAL, MENANTANG KEPEMIMPINAN KRISTIANI


Judul Buku : Isu-Isu Global, Menantang Kepemimpinan Kristiani
Pengarang : John Stott

Buku ini merupakan buku yang sangat membantu jika temen-temen bersama kelompok kecil atau KTB (kelompok tumbuh bersama) ingin benar-benar mengupas habis tentang peranan orang percaya di dunia. Mungkin kita berpikir bahwa kita pastinya berkewajiban untuk menjadi “garam dan terang” dunia dimanapun kita ditempatkan. Tapi bagaimanakah agar peranan garam itu dapat benar-benar meresap di kehidupan kita. Ditengah dunia yang sangat gelap dan mungkin akan sangat sulit mencari celah bagi terang untuk menerangi. Tetapi terang adalah terang, ia tidak dapat disebut terang jika ternyata tidak bisa menerangi.

Ada 4 hal yang menjadi dasar ketika membicarakan hal-hal yang ada.
Pertama adalah Kejadian. Inti dari hal ini adalah bahwa Allah menciptakan menciptakan segala sesuatu baik adanya sehingga segala sesuatu yang terlihat buruk saat ini bukanlah hasil dari penciptaan yang buruk.

Kedua, Kejatuhan. Tragedi akibat ketidakpatuhan mereka adalah bahwa pada mulanya mereka diciptakan diperuntukan bagi Allah, namun mereka kini hidup tanpa Allah, keberdosaan manusia yang menyebabkan kerusakan total pada semua hal yang ada dan tadinya diciptakan baik, manusia sudah tidak dapat lagi memandang apa yang baik dan benar karena kerusakan total pada Allah, sesama, alam bahkan diri sendiri.

Ketiga, Penyelamatan. Karya ini sudah direncanakannya dan segera setelah manusia jatuh ke dalam dosa. Allah menjanjikan bahwa keturunan wanita akan meremukan kepala ular (ramalan pertama kedatangan Juruslamat) dan kepenuhannya adalah pada kedatangan Mesias (Yesus) sebagai juruslamat manusia (menerima murka Allah agar olehnya kita beroleh keselamatan).

Akhirnya Penggenapan. Jika kabar baik tentang kerajaan itu telah diproklamasikan di seluruh dunia, Yesus Kristus akan datang dalam segala kemuliaan, membangkitkan orang mati, menghakimi dunia, memperbaharui alam dan membawa kerajaan Allah ke dalam penggenapannya yang sempurna.

Inilah keempat peristiwa yang kait mengkait dengan keempat realitas, pertama Kejadian (”yang baik”), kedua Kejatuhan (”yang jahat”), ketiga Penyelamatan (”yang baru”) dan keempat Penggenapan (”yang sempurna”). Kita diberikan seuatu perspektif tentang proses yang sedang berlangsung antara dua kekekalan, suatu visi tentang Allah yang bekerja mewujudkan tujuanNya. Kita diberi acuan yang memungkinkan kita menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, suatu cara untuk menyatupadukan pengertian kita, peluang untuk berpikir dengan baik sekalipun tentang isu-isu yang paling rumit, mengajarkan kebenaran-kebenaran akbar tentang Allah, manusia dan masyarakat yang dapat memberikan pengarahan kepada pemikiran Kristiani kita.

HARTA SAYA MILIK SIAPA?


Judul Buku : Harta Saya Milik Siapa
Pengarang : M.B. Dainton
Penerbit : Yayasan Komunikasi Bina Kasih

Buku ini tidak begitu tebal tapi merupakan bacaan yang patut untuk dibaca karena berkaitan dengan sesuatu yang sangat didambakan banyak orang yaitu HARTA. Buku ini terbagi atas dua bagian besar yaitu doktrin tentang harta dan bagaimana dalam pemberian sehari-hari.

Pada bagian yang pertama, kita akan mempelajari bagaimana seharusnya kita memandang harta yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada kita. Saat ini kecendrungan yang terjadi adalah perhatian kita lebih besar terhadap harta ketimbang Sang Pemberi harta tersebut. Ketika kita mempunyai hubungan yang baik dengan Sang Pemberi maka kita pun mampu mengelolanya dengan baik. Hubungan yang baik dengan Allah sebenarnya adalah harta yang palin berharga karena dengan begitu semua dapat kita lakukan dengan benar. Di bagian akhir buku ini ada kesimpulan yang dapat kita praktikkan dalam kehidupan kita, yaitu tentang perpuluhan bagaimana sebenarnya persembahan yang diinginkan Allah, tak cuma menyisihkan tapi mendoakannya terlebih dahulu.

Buku ini juga sebagai bahan bacaan untuk MHB tentang Harta Benda, Waktu dan Bakat. Apalagi ketika kita akan memasuki dunia kerja yang tentu akan rentan terhadap godaan akan harta, buku ini dapat membantu kita.

THE SOVEREIGNTY OF GOD


Judul buku : The Sovereignty of God
Penulis : Arthur W. Pink
Penerbit : Penerbit Momentum
Jumlah Halaman : 215

Apa yang akan anda jawab apabila anda ditanya, “Siapakah yang mengontrol kehidupan di atas bumi sekarang ini ― Allah ataukah Iblis”?
Ada banyak sekali hal yang membuat kita bisa menyingkirkan Allah dan kedaulatanNya atas ciptaanNya. Kita melihat banyak sekali tindakan kriminal, kemiskinan, ketidakadilan, yang seharusnya tidak akan pernah terjadi apabila semua ini berada dalam kendali Allah. Akan tetapi, benarkah itu semua mengakibatkan kedaulatan Allah hilang lenyap dari atas bumi ini?

Kedaulatan Allah pernah menjadi suatu kekuatan bagi orang Kristen di masa lalu. Tetapi sekarang, kedaulatan Allah tidak lagi menjadi dasar pengharapan dari orang Kristen. Banyak dari kita yang pesimis, apatis, tidak berpengharapan, menganggap bahwa Allah hanya sekadar “menonton” dunia ini tanpa ada tindakan. Namun, kesalahan terbesar justru terletak di dalam diri kita. Kita terlalu berpikiran sempit sehingga tidak mampu melihat kedaulatan dan kendali Allah atas dunia ini. Kita terlalu berfokus pada fakta yang kita lihat dan terlalu menekankan pentingnya tanggung jawab dari manusia untuk mengubah dunia ini menjadi lebih baik. Akan tetapi, kita sama sekali jarang, atau bahkan tidak pernah, melibatkan Allah, yang adalah pencipta dan pemilik bumi beserta isinya, alam semesta beserta benda angkasanya. Kita memakai standar dunia yang sama sekali berbeda dengan standar Allah.

Buku ini menekankan akan makna kedaulatan Allah, yang sudah seringkali kita singkirkan dari pemahaman kita. Allah berdaulat tidak hanya di Sorga, tetapi juga atas semua ciptaanNya. Allah berdaulat dalam menjalankan kuasaNya, mendelegasikan kuasaNya kepada manusia, melaksanakan kemurahanNya, dan melaksanakan anugerahNya.

Buku ini juga mengajak kita menyelami kedaulatan Allah dalam penciptaan, memerintah, karya keselamatanNya, bagaimana Ia berkarya, kaitannya dengan kehendak manusia, dan dalam doa. Kita juga diajar bagaimana memiliki sikap yang benar dan berkenan seiring dengan bertambahnya pemahaman kita mengenai kedaulatan Allah. Doktrin ini adalah salah satu doktrin penting yang harus dimiliki oleh orang Kristen untuk memperlengkapi diri. Berharap kiranya buku ini semakin menguatkan iman dan penharapan orang percaya. Soli Deo Gloria.
“Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana” (Ams. 19:21)

MENGAPA SAYA SEORANG KRISTEN


Judul buku : Mengapa Saya Seorang Kristen
Penulis : John Stott
Penerbit : Mitra Pustaka
Jumlah Halaman : 151 halaman

Di dalam keseluruhan buku ini, John stott memberikan 6 alasan mengapa ia menjadi seorang Kristen. Enam hal ini dapat memberikan sebuah pengetahuan, intropeksi dan teguran bagi para pembacanya.

Memberikan pengetahuan,”apa seharusnya alasan seseorang menjadi Kristen?” dan kemudian kembali diingatkan tentang anugrah, “siapa ALLAH yang MULIA” dan “siapa manusia yang hina?”. Kembali menyadari betapa BESAR ANUGRAHNYA itu!!!
Pembaca akan diingatkan tentang ayat di Matius11:25-30, dan disini penulis menjelaskan dengan sangat baik dan jelas.

“Hanya orang yang mengikuti perintah Yesus dengan tidak bercabang dan tidak melawan menerima kuk diatasnya, menemukan bebannya enak, dan dibawah tekanan yang lembut menerima untuk bertekun di jalan yang benar. Perintah Yesus keras, teramat sangat keras, bagi mereka yang mencoba menolaknya. Namun bagi mereka yang dengan sukarela tunduk, kuknya enak dan bebannya ringan”

3:16 - Angka Pengharapan


Judul Buku : Angka Pengharapan 3: 16
Penulis : Max Lucado
Tebal Buku : 223 halaman


Yohanes 3: 16 mungkin salah satu ayat favorit kita, bahkan kita sudah menghafalnya diluar kepala dan dapat menyuarakan dengan nyaringnya dalam suatu persekutuan atau ibadah. Kita seharusnya bukan hanya hafal dengan ayat tersebut tapi benar-benar memahaminya. Untuk benar-benar memahami tiap kata dari 3:16 tersebut, buku ini adalah salah satu jawabannya.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Bermula dari Allah, berakhir dengan hidup. Dia mengasihi, Dia memberikan, kita percaya dan kita hidup.

Allah begitu mengasihi dunia. Dunia? Ya, Allah mengasihi dunia. Semua yang ada di dunia. Siapa yang sanggup mengasihi sedemikian rupa selain Allah. Kasih-Nya juga menjadi sebuah harapan untuk hati yang keras, kasih-Nya meskipun kita ditendang ke luar. Mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, sungguh 100% manusia, satu-satunya dan hanya satu-satunya jalan keselamatan. Setiap orang, frasa yang universal, percaya dan menerima, merupakan genggaman Allah yang begitu kuat, percaya itulah yang kita lakukan. Dan kita tidak akan binasa. Dan kata terakhir adalah hidup yang kekal yang akan dianugerahkan kepada kita.

Ada 12 perenungan dari kata-kata 3: 16 tersebut yang akan membantu kita untuk memahaminya. Selain itu, buku ini juga dilengkapi renungan 40 hari yang menceritakan sosok Pribadi Yesus yang begitu sempurna.

The Srewtape Letters


Judul Buku : The Screwtape Letters
Pengarang : Clive Stapes Lewis
Penerbit : Pionir Jaya
Tebal Buku : 210 halaman

Buku ini merupakan salah satu buku terbaik yang pernah ditulis oleh C. S. Lewis diantara 30 buku lainnya yang menarik banyak pembaca. Beberapa bukunya yang termasyur diantaranya : the Chronicles of Narnia, The Cosmic Trilogy, The Four
Loves, The Screwtape Letters, dan Mere Christianity.

Buku ini berisi serial surat antara setan tua (screwtape) dengan keponakannya yang masih junior (wormwood). Surat ini berisi cara-cara mutakhir bagaimana si setan junior diajarkan cara terbaik untuk menggoda “pasien” manusianya. Plot ini digunakan oleh Lewis untuk menggambarkan begitu banyak dosa dan pergumulan manusia yang dihadapi dalam kehidupan keseharian manusia.

Begitu banyak kejatuhan dan kegagalan manusia yang dipaparkan secara jujur dan lugas dalam buku ini. Diawali dengan kehidupan nyata, kebiasaan, intelektual, kepemilikan, arti kasih, kesetiaan pada gereja, godaan “cinta” dan seksual, kebajikan semu, kesenangan untuk dibanggakan, lelucon/humor.

Buku ini membukakan dengan sangat jujur bagaiamana setan dapat memakai dua ekstrem yang paling nyata dalam kehidupan manusia, ekstrem manusia yang tidak mengakui keberadaan setan, dan ekstrem lainnya manusia yang sangat percaya kepada setan, sampai mengagung-agungkannya.

Allah Tritunggal dan Misi












Judul : Allah Tritunggal dan Misi

Penulis : Ajith Fernando

Penerbit : Yayasan Komunikasi Bina Kasih (Seri Bina Misi)



Misi dapat dikatakan sebagai pelaksanaan maksud Allah untuk –melalui proses-proses histories- menggenapi tujuan-Nya. Buku ini sedikit banyak memperkenalkan tentang hakikat dan dasar misi melalui pengenalan terhadap Allah Tritunggal. Ini menjadi dasar trinitas bagi misi.


Allah adalah sumber, asal usul, dan tujuan misi. Dialah yang menggagas misi dan memanggil orang kepada-Nya untuk percaya, memperoleh keselamatan, dan untuk misi. Injil adalah ungkapan hakikat-Nya. Kepercayaan kita kepada Allah sebagai pencipta dunia dan Tuhan yang berdaulat atas sejarah, memdorong kita untuk terlibat aktif di dunia ini.


Yesus adalah berita dan teladan misi. Kita telah melihat bahwa sebuah aspek penting dari teladan Yesus adalah penderitaan. Ia mati untuk umat-Nya dan Ia meminta kita untuk melakukan hal yang sama, yaitu untuk menggenapi rencana-Nya sekalipun harus hidup menderita. Frustrasi bisa saja muncul saat bekerja di ladang misi, namun bagi Yesus dan Paulus, penderitaan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan.


Roh Kudus adalah pemberi kuasa yang memampukan kita melaksanakan misi kita. Bukan hanya itu, Ia memberi karunia-karunia yang dapat digunakan dalam misi. Ia tinggal bersama kita dan melayani kita di segala waktu.


Dan pada akhirnya, Gerejalah yang memiliki pengalaman Trinitas. Umat Allah dari berbagai karunia, hidup dalam kesatuan Gereja. Dan dari berbagai perbedaan, ada kesatuan yang memperjuangkan persamaan antaranggota jemaat (bdk. Ef 4:4-6). Oleh sebab itu, pada dasarnya tidak ada alasan yang menyatakan bahwa anggota jemaat tidak dapat bersatu. Dalam buku ini, juga dijabarkan mengenai Gereja dan Allah Tritunggal dalam Yoh 17.


Salah satu hal terpenting yang juga ditekankan dalam buku ini –selain hakikat misi- adalah paparan faktual tentang krisis yang dihadapi umat Kristiani saat ini. Yaitu bagaimana banyak orang yang dapat menjelaskan jalan keselamatan, tapi masih hidup dalam dosa-dosa tanpa merasa bersalah. Atau orang-orang yang mendapat karunia pelayanan, tapi melayani hanya atas dasar kebisaannya sendiri dan bukan karena teladan Yesus atau hati yang berpaut pada-Nya. Buku ini baik dibaca oleh orang-orang yang ingin menjadikan hidup-Nya sebagai tindakan misi sehingga menyadari hakikat dan dasar misi.