Tuesday, March 30, 2010

KEPEMIMPINAN KRISTEN


Judul buku : Kepemimpinan Kristen
Pengarang : Sendjaya
Penerbit : Kairos

Ada banyak sekali konsep kepemimpinan, namun bagaimanakah kepemimpinan Kristiani itu? Terkadang dalam memimpin sesuatu, kita melupakan visi yang akan dicapai. Bisa dibayangkan bila seorang pemimpin melupakan visi, bagaimana dengan pengikutnya, tentu akan kehilangan arah dan tujuan dalam melakukan tugasnya. Hal kedua yang telah lama lenyap dari dalam diri pemimpin Kristen adalah akuntabilitas. Seorang pemimpin yang seharusnya menjadi pilar moral dan spiritual bagi masyarakat umum, justru menjadi batu sandungan iman yang sangat serius. Lalu yang ketiga adalah pemberdayaan, hal ini juga telah lenyap dari pemimpin Kristen, dimana banyak gereja yang memperlakukan umatnya sebagai pasien pengunjung klinik stress, dan bukan seseorang yang harus diberdayakan dan diperlengkapi. Dan terakhir, adalah kepemimpinan yang melayani, Yesus mengajarkan tentang “servant leadership”. Namun kenyataannya, banyak pemimpin yang ingin dilayani bukan melayani, dimana hal ini merupakan tidakan yang salah di mata Tuhan.

Seorang pemimpin Kristen harus menggumulkan visi pribadi secara benar, yang merupakan perpaduan dari 3 elemen, yaitu Allah : kehendak dan beban dari Allah, diri kita : talenta dan kapasitas yang Allah berikan, lingkungan : kebutuhan zaman yang Allah tunjukkan. Dalam konteks panggilan Nehemia, ada urutan yang sangat patut untuk dicontoh yaitu menerima panggilan Allah, menggumuli panggilan Allah, mengkonkretkan panggilan Allah, dan menjalani panggilan Allah.

Seorang pemimpin Kristen, bukan hanya harus memiliki visi, integritas, stamina, wawasan, dst, karena pemimpin lainnya pun memilki semua ini, namun terlebih dari itu, seorang pemimpin Kristen adalah pemimpin yang rela dipimpin ke tempat yang tidak ingin ia tuju, ke tempat yang ia tidak inginkan, ke tempat yang penuh penderitaan, serta pemimpin yang mengandalkan penyerahan diri secara total kepada Allah untuk mencapai kehendak-Nya dalam dan melalui diri pemimpin. Seorang pemimpin Kristen harus mengerti bahwa ia adalah seorang manusia berdosa dalam dunia yang berdosa dan menyadari bahwa segala hal yang melekat pada dirinya adalah anugerah Allah, sehingga ada kebergantungan total hanya kepada Allah saja.

MENGEJAR KEKUDUSAN


Judul buku : Mengejar Kekudusan
Pengarang : Jerry Bridges

Kekudusan adalah hal mendasar bagi kehidupan Kristen. Sudah selayaknya orang-orang yang telah diselamatkan hidup dengan kekudusan karena Yesus yang kudus yang berkuasa atas diri kita. Namun, seringkali orang-orang Kristen selalu jatuh ke dalam dosa. Hal ini setidaknya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sikap kita terhadap dosa yang lebih berpusat pada diri sendiri daripada Allah, kesalahpahaman mengenai arti “hidup dalam iman”, dan yang terakhir, terkadang kita tidak memandang dosa sebagai sesuatu yang serius. Suatu hal yang saya dapatkan di sini adalah, kekudusan dimulai dari Allah, kita dapat memahami betapa buruknya dosa kita, hanya jika kita telah memahami kekudusan-Nya, kemurnian-Nya, dan kebencian-Nya terhadap dosa. Jadi, tidak ada gunanya kita bertekad untuk hidup kudus, kalau kita tidak memahami arti kekudusan dan teladan yang memiliki kekudusan yang mutlak itu.
Bahkan terkadang, ketika kita merasa diperhadapkan pada pilihan, di mana tidak ada pilihan lain kecuali sedikit memanipulasi kebenaran atau sedikit melakukan ketidakjujuran, saat itulah sebenarnya kita sedang berkata bahwa Allah sedang mencobai kita untuk berbuat dosa, karena Ia menempatkan kita pada posisi yang sulit. Padahal kita tahu bahwa Allah itu kudus dan Ia tidak pernah mencobai kita hingga kita berbuat dosa. Ingatlah bahwa Allah membenci dosa, dan Ia menghakimi setiap perbuatan orang tanpa memandang muka, jadi kita harus berhati- hati saat kita berpikir dapat berkompromi dengan dosa dan dapat selalu mengakuinya serta memohon pengampunan, karena Allah tidak pernah mengabaikan dosa kita, Ia sangat membenci dosa. Jika kita berulang kali merenungkan kekudusan Allah, maka kita akan sangat dicegah untuk meremehkan dosa.

Kitab Suci berbicara mengenai 2 kekudusan, yaitu kekudusan yang kita miliki di hadapan Allah melalui Kristus, dan kekudusan yang kita usahakan, keduanya ini saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Allah tidak meminta kita untuk hidup sempurna bebas dari dosa, tetapi agar kita dapat meratapi dosa yang ada dalam kehidupan kita, bukan membenarkannya, sehingga kita dapat mengejar kekudusan yang benar- benar merupakan gaya hidup kita.

Allah telah menyediakan semua yang kita perlukan untuk mengejar kekudusan. Ia membebaskan kita dari pengaruh dosa, memberikan kepada kita Roh-Nya yang kudus, menyatakan kehendakNya dalam firman-Nya, Ia bekerja dalam kita supaya kita berjalan sesuai rencana-Nya, mengirim pendeta- pendeta untuk mengajari kita supaya berjalan dalam kekudusan, dan Ia menjawab dosa kita ketika kita meminta kekuatan kepadaNya. Oleh karena itu, maukah kita bertekun untuk setia membayar harga dalam mengejar kekudusan seperti yang Tuhan ingini??

ISU-ISU GLOBAL, MENANTANG KEPEMIMPINAN KRISTIANI


Judul Buku : Isu-Isu Global, Menantang Kepemimpinan Kristiani
Pengarang : John Stott

Buku ini merupakan buku yang sangat membantu jika temen-temen bersama kelompok kecil atau KTB (kelompok tumbuh bersama) ingin benar-benar mengupas habis tentang peranan orang percaya di dunia. Mungkin kita berpikir bahwa kita pastinya berkewajiban untuk menjadi “garam dan terang” dunia dimanapun kita ditempatkan. Tapi bagaimanakah agar peranan garam itu dapat benar-benar meresap di kehidupan kita. Ditengah dunia yang sangat gelap dan mungkin akan sangat sulit mencari celah bagi terang untuk menerangi. Tetapi terang adalah terang, ia tidak dapat disebut terang jika ternyata tidak bisa menerangi.

Ada 4 hal yang menjadi dasar ketika membicarakan hal-hal yang ada.
Pertama adalah Kejadian. Inti dari hal ini adalah bahwa Allah menciptakan menciptakan segala sesuatu baik adanya sehingga segala sesuatu yang terlihat buruk saat ini bukanlah hasil dari penciptaan yang buruk.

Kedua, Kejatuhan. Tragedi akibat ketidakpatuhan mereka adalah bahwa pada mulanya mereka diciptakan diperuntukan bagi Allah, namun mereka kini hidup tanpa Allah, keberdosaan manusia yang menyebabkan kerusakan total pada semua hal yang ada dan tadinya diciptakan baik, manusia sudah tidak dapat lagi memandang apa yang baik dan benar karena kerusakan total pada Allah, sesama, alam bahkan diri sendiri.

Ketiga, Penyelamatan. Karya ini sudah direncanakannya dan segera setelah manusia jatuh ke dalam dosa. Allah menjanjikan bahwa keturunan wanita akan meremukan kepala ular (ramalan pertama kedatangan Juruslamat) dan kepenuhannya adalah pada kedatangan Mesias (Yesus) sebagai juruslamat manusia (menerima murka Allah agar olehnya kita beroleh keselamatan).

Akhirnya Penggenapan. Jika kabar baik tentang kerajaan itu telah diproklamasikan di seluruh dunia, Yesus Kristus akan datang dalam segala kemuliaan, membangkitkan orang mati, menghakimi dunia, memperbaharui alam dan membawa kerajaan Allah ke dalam penggenapannya yang sempurna.

Inilah keempat peristiwa yang kait mengkait dengan keempat realitas, pertama Kejadian (”yang baik”), kedua Kejatuhan (”yang jahat”), ketiga Penyelamatan (”yang baru”) dan keempat Penggenapan (”yang sempurna”). Kita diberikan seuatu perspektif tentang proses yang sedang berlangsung antara dua kekekalan, suatu visi tentang Allah yang bekerja mewujudkan tujuanNya. Kita diberi acuan yang memungkinkan kita menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, suatu cara untuk menyatupadukan pengertian kita, peluang untuk berpikir dengan baik sekalipun tentang isu-isu yang paling rumit, mengajarkan kebenaran-kebenaran akbar tentang Allah, manusia dan masyarakat yang dapat memberikan pengarahan kepada pemikiran Kristiani kita.

HARTA SAYA MILIK SIAPA?


Judul Buku : Harta Saya Milik Siapa
Pengarang : M.B. Dainton
Penerbit : Yayasan Komunikasi Bina Kasih

Buku ini tidak begitu tebal tapi merupakan bacaan yang patut untuk dibaca karena berkaitan dengan sesuatu yang sangat didambakan banyak orang yaitu HARTA. Buku ini terbagi atas dua bagian besar yaitu doktrin tentang harta dan bagaimana dalam pemberian sehari-hari.

Pada bagian yang pertama, kita akan mempelajari bagaimana seharusnya kita memandang harta yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada kita. Saat ini kecendrungan yang terjadi adalah perhatian kita lebih besar terhadap harta ketimbang Sang Pemberi harta tersebut. Ketika kita mempunyai hubungan yang baik dengan Sang Pemberi maka kita pun mampu mengelolanya dengan baik. Hubungan yang baik dengan Allah sebenarnya adalah harta yang palin berharga karena dengan begitu semua dapat kita lakukan dengan benar. Di bagian akhir buku ini ada kesimpulan yang dapat kita praktikkan dalam kehidupan kita, yaitu tentang perpuluhan bagaimana sebenarnya persembahan yang diinginkan Allah, tak cuma menyisihkan tapi mendoakannya terlebih dahulu.

Buku ini juga sebagai bahan bacaan untuk MHB tentang Harta Benda, Waktu dan Bakat. Apalagi ketika kita akan memasuki dunia kerja yang tentu akan rentan terhadap godaan akan harta, buku ini dapat membantu kita.

THE SOVEREIGNTY OF GOD


Judul buku : The Sovereignty of God
Penulis : Arthur W. Pink
Penerbit : Penerbit Momentum
Jumlah Halaman : 215

Apa yang akan anda jawab apabila anda ditanya, “Siapakah yang mengontrol kehidupan di atas bumi sekarang ini ― Allah ataukah Iblis”?
Ada banyak sekali hal yang membuat kita bisa menyingkirkan Allah dan kedaulatanNya atas ciptaanNya. Kita melihat banyak sekali tindakan kriminal, kemiskinan, ketidakadilan, yang seharusnya tidak akan pernah terjadi apabila semua ini berada dalam kendali Allah. Akan tetapi, benarkah itu semua mengakibatkan kedaulatan Allah hilang lenyap dari atas bumi ini?

Kedaulatan Allah pernah menjadi suatu kekuatan bagi orang Kristen di masa lalu. Tetapi sekarang, kedaulatan Allah tidak lagi menjadi dasar pengharapan dari orang Kristen. Banyak dari kita yang pesimis, apatis, tidak berpengharapan, menganggap bahwa Allah hanya sekadar “menonton” dunia ini tanpa ada tindakan. Namun, kesalahan terbesar justru terletak di dalam diri kita. Kita terlalu berpikiran sempit sehingga tidak mampu melihat kedaulatan dan kendali Allah atas dunia ini. Kita terlalu berfokus pada fakta yang kita lihat dan terlalu menekankan pentingnya tanggung jawab dari manusia untuk mengubah dunia ini menjadi lebih baik. Akan tetapi, kita sama sekali jarang, atau bahkan tidak pernah, melibatkan Allah, yang adalah pencipta dan pemilik bumi beserta isinya, alam semesta beserta benda angkasanya. Kita memakai standar dunia yang sama sekali berbeda dengan standar Allah.

Buku ini menekankan akan makna kedaulatan Allah, yang sudah seringkali kita singkirkan dari pemahaman kita. Allah berdaulat tidak hanya di Sorga, tetapi juga atas semua ciptaanNya. Allah berdaulat dalam menjalankan kuasaNya, mendelegasikan kuasaNya kepada manusia, melaksanakan kemurahanNya, dan melaksanakan anugerahNya.

Buku ini juga mengajak kita menyelami kedaulatan Allah dalam penciptaan, memerintah, karya keselamatanNya, bagaimana Ia berkarya, kaitannya dengan kehendak manusia, dan dalam doa. Kita juga diajar bagaimana memiliki sikap yang benar dan berkenan seiring dengan bertambahnya pemahaman kita mengenai kedaulatan Allah. Doktrin ini adalah salah satu doktrin penting yang harus dimiliki oleh orang Kristen untuk memperlengkapi diri. Berharap kiranya buku ini semakin menguatkan iman dan penharapan orang percaya. Soli Deo Gloria.
“Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana” (Ams. 19:21)

MENGAPA SAYA SEORANG KRISTEN


Judul buku : Mengapa Saya Seorang Kristen
Penulis : John Stott
Penerbit : Mitra Pustaka
Jumlah Halaman : 151 halaman

Di dalam keseluruhan buku ini, John stott memberikan 6 alasan mengapa ia menjadi seorang Kristen. Enam hal ini dapat memberikan sebuah pengetahuan, intropeksi dan teguran bagi para pembacanya.

Memberikan pengetahuan,”apa seharusnya alasan seseorang menjadi Kristen?” dan kemudian kembali diingatkan tentang anugrah, “siapa ALLAH yang MULIA” dan “siapa manusia yang hina?”. Kembali menyadari betapa BESAR ANUGRAHNYA itu!!!
Pembaca akan diingatkan tentang ayat di Matius11:25-30, dan disini penulis menjelaskan dengan sangat baik dan jelas.

“Hanya orang yang mengikuti perintah Yesus dengan tidak bercabang dan tidak melawan menerima kuk diatasnya, menemukan bebannya enak, dan dibawah tekanan yang lembut menerima untuk bertekun di jalan yang benar. Perintah Yesus keras, teramat sangat keras, bagi mereka yang mencoba menolaknya. Namun bagi mereka yang dengan sukarela tunduk, kuknya enak dan bebannya ringan”

3:16 - Angka Pengharapan


Judul Buku : Angka Pengharapan 3: 16
Penulis : Max Lucado
Tebal Buku : 223 halaman


Yohanes 3: 16 mungkin salah satu ayat favorit kita, bahkan kita sudah menghafalnya diluar kepala dan dapat menyuarakan dengan nyaringnya dalam suatu persekutuan atau ibadah. Kita seharusnya bukan hanya hafal dengan ayat tersebut tapi benar-benar memahaminya. Untuk benar-benar memahami tiap kata dari 3:16 tersebut, buku ini adalah salah satu jawabannya.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Bermula dari Allah, berakhir dengan hidup. Dia mengasihi, Dia memberikan, kita percaya dan kita hidup.

Allah begitu mengasihi dunia. Dunia? Ya, Allah mengasihi dunia. Semua yang ada di dunia. Siapa yang sanggup mengasihi sedemikian rupa selain Allah. Kasih-Nya juga menjadi sebuah harapan untuk hati yang keras, kasih-Nya meskipun kita ditendang ke luar. Mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, sungguh 100% manusia, satu-satunya dan hanya satu-satunya jalan keselamatan. Setiap orang, frasa yang universal, percaya dan menerima, merupakan genggaman Allah yang begitu kuat, percaya itulah yang kita lakukan. Dan kita tidak akan binasa. Dan kata terakhir adalah hidup yang kekal yang akan dianugerahkan kepada kita.

Ada 12 perenungan dari kata-kata 3: 16 tersebut yang akan membantu kita untuk memahaminya. Selain itu, buku ini juga dilengkapi renungan 40 hari yang menceritakan sosok Pribadi Yesus yang begitu sempurna.

The Srewtape Letters


Judul Buku : The Screwtape Letters
Pengarang : Clive Stapes Lewis
Penerbit : Pionir Jaya
Tebal Buku : 210 halaman

Buku ini merupakan salah satu buku terbaik yang pernah ditulis oleh C. S. Lewis diantara 30 buku lainnya yang menarik banyak pembaca. Beberapa bukunya yang termasyur diantaranya : the Chronicles of Narnia, The Cosmic Trilogy, The Four
Loves, The Screwtape Letters, dan Mere Christianity.

Buku ini berisi serial surat antara setan tua (screwtape) dengan keponakannya yang masih junior (wormwood). Surat ini berisi cara-cara mutakhir bagaimana si setan junior diajarkan cara terbaik untuk menggoda “pasien” manusianya. Plot ini digunakan oleh Lewis untuk menggambarkan begitu banyak dosa dan pergumulan manusia yang dihadapi dalam kehidupan keseharian manusia.

Begitu banyak kejatuhan dan kegagalan manusia yang dipaparkan secara jujur dan lugas dalam buku ini. Diawali dengan kehidupan nyata, kebiasaan, intelektual, kepemilikan, arti kasih, kesetiaan pada gereja, godaan “cinta” dan seksual, kebajikan semu, kesenangan untuk dibanggakan, lelucon/humor.

Buku ini membukakan dengan sangat jujur bagaiamana setan dapat memakai dua ekstrem yang paling nyata dalam kehidupan manusia, ekstrem manusia yang tidak mengakui keberadaan setan, dan ekstrem lainnya manusia yang sangat percaya kepada setan, sampai mengagung-agungkannya.

Allah Tritunggal dan Misi












Judul : Allah Tritunggal dan Misi

Penulis : Ajith Fernando

Penerbit : Yayasan Komunikasi Bina Kasih (Seri Bina Misi)



Misi dapat dikatakan sebagai pelaksanaan maksud Allah untuk –melalui proses-proses histories- menggenapi tujuan-Nya. Buku ini sedikit banyak memperkenalkan tentang hakikat dan dasar misi melalui pengenalan terhadap Allah Tritunggal. Ini menjadi dasar trinitas bagi misi.


Allah adalah sumber, asal usul, dan tujuan misi. Dialah yang menggagas misi dan memanggil orang kepada-Nya untuk percaya, memperoleh keselamatan, dan untuk misi. Injil adalah ungkapan hakikat-Nya. Kepercayaan kita kepada Allah sebagai pencipta dunia dan Tuhan yang berdaulat atas sejarah, memdorong kita untuk terlibat aktif di dunia ini.


Yesus adalah berita dan teladan misi. Kita telah melihat bahwa sebuah aspek penting dari teladan Yesus adalah penderitaan. Ia mati untuk umat-Nya dan Ia meminta kita untuk melakukan hal yang sama, yaitu untuk menggenapi rencana-Nya sekalipun harus hidup menderita. Frustrasi bisa saja muncul saat bekerja di ladang misi, namun bagi Yesus dan Paulus, penderitaan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan.


Roh Kudus adalah pemberi kuasa yang memampukan kita melaksanakan misi kita. Bukan hanya itu, Ia memberi karunia-karunia yang dapat digunakan dalam misi. Ia tinggal bersama kita dan melayani kita di segala waktu.


Dan pada akhirnya, Gerejalah yang memiliki pengalaman Trinitas. Umat Allah dari berbagai karunia, hidup dalam kesatuan Gereja. Dan dari berbagai perbedaan, ada kesatuan yang memperjuangkan persamaan antaranggota jemaat (bdk. Ef 4:4-6). Oleh sebab itu, pada dasarnya tidak ada alasan yang menyatakan bahwa anggota jemaat tidak dapat bersatu. Dalam buku ini, juga dijabarkan mengenai Gereja dan Allah Tritunggal dalam Yoh 17.


Salah satu hal terpenting yang juga ditekankan dalam buku ini –selain hakikat misi- adalah paparan faktual tentang krisis yang dihadapi umat Kristiani saat ini. Yaitu bagaimana banyak orang yang dapat menjelaskan jalan keselamatan, tapi masih hidup dalam dosa-dosa tanpa merasa bersalah. Atau orang-orang yang mendapat karunia pelayanan, tapi melayani hanya atas dasar kebisaannya sendiri dan bukan karena teladan Yesus atau hati yang berpaut pada-Nya. Buku ini baik dibaca oleh orang-orang yang ingin menjadikan hidup-Nya sebagai tindakan misi sehingga menyadari hakikat dan dasar misi.


Saturday, March 27, 2010

SENSE AND SENSUALITY


Judul Buku : Sense and Sensuality
Penulis : Ravi Zacharias
Tebal Buku : 100 halaman
Penerbit : Metanoia


“Kenikmatan kekal hanya dapat ditemukan dengan cara mengenal Dia dan mengasihi Dia dengan segenap hati kita.” Berulang kali kalimat ini bermain-main di benak saya. Saya kembali mendapatinya di sebuah buku berjudul Sense and Sensuality yang ditulis oleh Ravi Zacharias. Pertama kali saya menemukan makna kalimat tersebut dari kitab Pengkhotbah pasal 3 ayat 11. Tertulis demikian: “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” Manusia terus mencari kenikmatan yang tak pernah habis dan mereka berpikir telah mendapatinya dari hal-hal duniawi.

Satu pertanyaan: Apakah Anda pernah merasa ‘kosong’ saat Anda berhasil mengenggam kenikmatan yang berasal dari kegiatan duniawi Anda? Kalau saya, jawabannya adalah: selalu. Terasa tak terasa apa-apa, tidak puas sesudah mendapatkannya dan saya mengerti bahwa hal yang tidak diperuntukkan untuk Tuhan akan berakhir demikian. Sangat jelas terasa, memang sangat saya rasakan selama merenungkan waktu-waku dalam hidup saya bahwa ada suatu bagian di hati saya, bagian yang teramat ingin saya penuhi, yang tidak dapat dipuaskan oleh apapun dan siapapun juga kecuali oleh Sang Pencipta yaitu melalui hubungan yang intim denganNya. Jadi, apalah kenikmatan yang Anda dapatkan jika Anda tidak memiliki hubungan pribadi dengan Allah? Kenikmatan yang sia-sia.

MURID SEJATI

(by: Franciskus Sitepu)


Judul Buku : Murid Sejati

Pengarang : Paul W. Powell

Penerbit : Yayasan Kalam Hidup (2002)


Buku ini ditulis oleh Dr. Paul W. Powell dan diterbitkan di Indonesia oleh Yayasan Kalam Hidup (2000). Selain buku murid sejati, beliau juga telah manulis beberapa buku, diantaranya : Bagaimana membuat Gereja Anda Aktif, Di balik Pertobatan, Mengapa Saya Tuhan?



Murid Sejati memberikan pengertian yang menyegarkan mengenai 13 aspek penyerahan diri kepada Kristus. Yang pertama adalah kuk (sebagai lambing kerja keras, pelayanan, dan keringat), dan yang terakhir adalah salib (sebagai lambing pengorbanan, darah, dan kematian) dan di antara keduanya terdapat sebelas unsure pemuridan Kristen yang lain, yaitu: kerendahan hati, sikap seperti anak kecil, kejujuran, persekutuan, menjadi yang terbaik, kebesaran, kesaksian, doa, tindakan, kepenuhan, dan kesetiaan.



Buku ini membahas mengenai harga penyerahan diri. Tak diragukan lagi, begitu banyak benefit of justification yang didapatkan oleh manusia saaat oleh anugerah di dalam imannya manusia boleh mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Rma. 5:1-11). Ia memberi pengampunan dosa kepada manusia, memberikan pendamaian dengan Bapa, memberikan jalan masuk ke dalam kasih karunia, memberikan tujuan, kuasa, dan pengharapan. Tetapi Yesus juga mengajukan tuntutan-tuntutan yang ketat bagi tiap orang yang sudah dibenarkan, itulah yang banyak dibahas dalam buku ini- tuntutan pemuridan. Pada saat ini, panggilan Kristus kepada kita masih sama dengan panggilanNya kepada jemaat mula-mula di abad pertama- untuk memikul salib dan memikul kuk, hanya mungkin dalam bentuk yang berbeda.


Yesus memakai dua lambang besar bagi penyerahan diri Kristen, yang pertama adalah salib (Mark. 8:34)- lambang yang cukup dikenal oleh sebagian besar orang Kristen. Dan yang kedua adalah kuk (sebatang kayu lengkung yang dipasang pada tengkuk dua ekor lembu atau kerbau untuk menarik suatu beban) (Mat. 11:28-30). Tetapi ada satu peringatan yang perlu diperhatikan untuk benar-benar bias berserah. Pertama-tama kita harus percaya kepada Dia, kemudian memikul kuk-Nya dan menjadi muridNya.



Buku ini juga menceritakan mengenai panggilan untuk merendahkan hati. Menurut Dr. Powell dalam buku ini, kesombongan adalah penyebab kejatuhan yang terburuk. Kesombongan memberikan celah kepada kita untuk membanding-bandingkan diri dengan orang lain, dan karena kesombongan itulah orang-orang yang sombong susah sekali mengakui kalau dirinya berdosa dan butuh Tuhan.



Bagian berikutnya menceritakan tentang panggilan untuk sama seperti anak-anak. Pada umumnya anak-anak jujur, belum dapat menutup-nutupi perasaan mereka namun seiring dengan wktu, anak-anak akan semakin kreatif untuk mengenakan topeng dan menutupi perasaannya yang sebenarnya. Sifat lain dari anak-anak yang jarang dimiliki orang dewasa adalah pemaaf, cepat tanggap, dan percaya sepenuhnya.



Sepertinya kejujuran menjadi hal yang sangat ditekankan oleh penulis buku ini saat dia menulisksn bab tersendiri untuk membahas kejujuran setelah tadinya dibahas dalam bab panggilan untuk sama seperti anak-anak. Namun, kejujuran di sini lebih diarahkan kepada sikap untuk tidak munafik. Kata muanafik ini sebenarnya merupakan suatu istilah yang dipakai dalam bidang drama, di mana seorang actor memainkan peran yang berbeda-beda dalam sebuah drama. Dalam satu adegan mungkin ia memerankan penjahat, dalam adegan lain ia memerankan pahlawan. Awalnya, makna ata ini termasuk baik, namun lama-kelamaan maknanya berubah ketika dipakai untuk melukiskan orang yang bermua dua atau berpura-pura dalam kehidupan sesungguhnya.



Panggilan berikutnya adalah panggilan untuk bersekutu. Setiap hal yang kita kerjakan, kesibukan kita, dapat membuat kita semakin jauh dari persekutuan dengan Tuhan. Dengan kesibukan kita, kita membiarkan hal-hal yang penting, perlu dan kekal, kemudian menggantikannya dengan mencari hal-hal yang sebenarnya hanya bersifat sementara dan tidak begitu penting. Dan ada yang paling berbahaya, oran-orang terkadang terlalu sibuk melayani pelayanannya sehingga tidak punya waktu untuk melayani, dan bersekutu dengan Allah. Ada bebrapa hal kritis yang dapat ditimbulkan oleh sikap yang selalu sibuk, antara lain: yang mendesak akan menyisihkan sesuatu yang benar-benar perlu, yang baik akan menyisihkan yang terbaik, yang sementara akan menyisihkan yang kekal.



Berikutnya adalah panggilan untuk menjadi yang terbaik. Buku ini akan mendefinisikan dengan sangat baik, apa yang dimaksud untuk menjadi yang terbaik. Apa yang mendasari kita untuk menjadi yang terbaik, dan mengapa kita harus menjadi yang terbaik. Menjadi yang terbaik dalam apa yang kita kerjakan (studi, pekerjaan), menjadi yang terbaik dalam kehidupan moral, menjadi yang terbaik dalam kehidupan rumah tangga-dalam konteks ini mungkin sebagian besar dari kita belum, namun akan memasukinya.



Berdoa juga merupakan panggilan seorang murid. Melalui Kristus, Allah berkenan agar kita mau mencari dia, mengetahui kehendakNya. Yesus sendiri mengajarkan kita bahwa kita harus berdoa. Doa merupakan suatu hak istimewa yang indah dan agung. Sungguh hak istimewa yang tiada bandingannya bahwa kita, sebagai manusia dapat membawa segala beban, permohonan kita kepada Allah. Namun lebih dari itu, doa merupakan tanggungjawab setiap murid, seperti yang diberitahu oleh Yesus.



Secara keseluruhan, buku ini sangat layak untuk dibaca oleh setiap orang yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Karena menerima saja, itu belum cukup. Kristus meminta kita untuk menjadi murid yang taat dan penuh penyerahan diri. Siap untuk memikul salib dan kuk yang Tuhan berikan. Meminjam pendapat dari seorang penulis,”Kenikmatan yang tertinggi adalah kenikmatan di dalam perbudakan Tuhan” (John Piper)